Hutan Tropis yang diadakan oleh Interfaith Rainforest Initiative (IRI Indonesia) atau Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis.
Mengawali aktifitas akhir pekan, Sabtu (19/10/2024) pagi saya berkesempatan mengikuti Pelatihan Fasilitator Peningkatan Peran Rumah Ibadah dalam PerlindunganSaya berangkat dari Bekasi bersama Bang Hidayat Tri (pegiat lingkungan hidup dan pengurus MES Kota Bekasi) menuju ke Novotel Cikini, Jakarta Pusat yang menjadi tempat kegiatan. Jujur ini merupakan forum pertama, saya hadir dalam kegiatan yang melibatkan peserta dari berbagai lintas agama. Sungguh pengalaman yang sangat bermakna.
Ratusan peserta yang terdiri dari pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, dilatih untuk memahami panduan serta ceramah keagamaan yang mendukung konservasi hutan, dengan dibekali enam set buku panduan dan khutbah tentang perlindungan hutan tropis yang diluncurkan IRI Indonesia.
Saya sangat beruntung dapat berinteraksi dengan para pegiat lingkungan yang berasal dari berbagai agama di tanah air. Mereka memiliki kepedulian dan perhatian yang sama tentang pentingnya menjaga kelestarian alam semesta.
Sejumlah tokoh yang hadir secara daring dan luring diantaranya Dr. Hayu Prabowo, Pdt Jimmy Sormin, MA, Peter Lesmana dan Dr. Gatot Supangkat. Saya berkesempatan ngobrol bareng dengan para pengurus LPLH SDA MUI Pusat yakni Dr. Suhardin, Dr. Endang Rudiatin dan Dr. Sugiyanto.
Fasilitator Nasional IRI Indonesia, Dr Hayu Prabowo saat membuka sesi pelatihan mengatakan para fasilitator akan menjadi jembatan antara ajaran agama dan aksi nyata, membantu rumah ibadah menjalankan perannya sebagai pusat edukasi, pembinaan moral, serta penggerak aksi konservasi lingkungan dan pengendalian perubahan iklim.
" Hutan tropis Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu kekayaan hayati terbesar di dunia, kini menghadapi ancaman serius berupa deforestasi dan degradasi. Krisis ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga memperburuk dampak perubahan iklim, " jelasnya.
Melihat urgensi situasi ini, lanjut Hayu, IRI Indonesia menginisiasi pelatihan bagi fasilitator dari berbagai agama untuk mendorong aksi nyata berbasis rumah ibadah dalam perlindungan hutan.
"Dalam menghadapi tantangan ini, kami percaya bahwa rumah ibadah memiliki peran penting sebagai pusat spiritual dan sosial yang dapat menggerakkan perubahan nyata di masyarakat," kata Hayu.
Menurutnya, ajaran moral dan spiritual yang dianut oleh berbagai agama memberikan landasan yang kuat untuk menyatukan umat dalam upaya pelestarian lingkungan, khususnya hutan tropis.
Pelatihan Fasilitator Peningkatan Peran Rumah Ibadah dalam Perlindungan Hutan Tropis ini merupakan langkah konkret untuk memberdayakan pemuka agama agar mampu mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan aksi lingkungan.