Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menyongsong Pemilu Gembira, Santuy dan Gemoy

18 Desember 2023   13:25 Diperbarui: 19 Desember 2023   04:57 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin dekat hari pencoblosan pemilu suasana politik ditengah masyarakat makin hangat. Masa kampanye digunakan para kandidat untuk meraih dukungan publik kerap menimbulkan keterbelahan dan gontok-gontokan ditengah masyarakat.

Sepatutnya masyarakat bersuka cita menghadapi pemilu, bukan malah risau. Presiden Jokowi menegaskan masyarakat itu harus bergembira. Harusnya rakyat itu dalam berpesta bersuka cita. Bukan malah kekhawatiran, keresahan serta kerisauan yang hadir, tetapi kegembiraan dan suka cita.

Seruan Presiden sangat tepat karena penyelenggaraan pemilu bukan kali pertama dalam perjalanan bangsa. Sebagai negara demokrasi, pemilu telah berlangsung secara rutin setiap lima tahun sekali. Sehingga rakyat sudah terbiasa dan semakin matang dalam menyikapi perbedaan pilihan.

Pemilu sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat untuk memilih Presiden/Wakil Presiden dan anggota legislatif menyediakan banyak pilihan. Pada Pemilu Serentak 2024 tersedia 3 pasangan calon presiden/wakil presiden serta ribuan calon anggota legislatif yang diajukan oleh 18 partai politik.

Kandidat berlomba-lomba menarik simpati masyarakat dan menawarkan program serta gagasan yang terbaik. Menyuarakan aspirasi masyarakat untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih maju dan sejahtera. Untuk itu kita sikapi dengan kedewasaan dan kegembiraan meski berbeda pilihan.

Menyambut pemilu dengan kegembiraan karena kita menyadari sebagai bangsa yang majemuk maka menjaga persatuan dan kesatuan adalah hal paling utama. Pemilu sebagai sarana integrasi bangsa yang digelorakan oleh KPU harus tercermin dalam praktik penyelenggaraannya yang jujur dan adil.

Publik akan merasakan kegembiraan saat menuju bilik suara karena menyadari bahwa beda pilihan bukanlah harga mati. Namun, yang harus digelorakan adalah menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tak bisa ditawar-tawar lagi.

Ibarat sebuah perlombaan maka pemilu mampu menghadirkan kegembiraan. Setiap peserta akan berusaha untuk meraih kemenangan. Siapapun pemenangnya kita beri apresiasi dan tepuk tangan. Hindari provokasi murahan yang menebar permusuhan dan perpecahan. Beda pilihan sementara, persatuan dan persaudaraan selamanya.

Saat ini kita disuguhi beragam ‘brand politik’ sebagai sarana kampanye dari kandidat untuk menarik minat masyarakat.  Sebagai contoh politik santuy yang diusung oleh Partai Solidaritas Indonesia dan capres gemoy yang disematkan kepada Prabowo Subianto.

Santuy dan Gemoy merupakan bahasa gaul yang tidak bisa luput dalam kehidupan sehari-hari. Selalu muncul kosa kata baru yang digunakan generasi millenial dalam pergaulannya, salah satunya kata santuy.

Santuy artinya santai atau rileks yang merupakan plesetan dari kata santai itu sendiri. Kata santuy bisa mendefinisikan sifat orang dan situasi, tergantung konteks pembicaraan. Misalnya, jika digunakan untuk kata sifat, artinya seseorang yang dimaksud memiliki pribadi yang santai dan tidak ribet.

Ia tidak menganggap serius setiap permasalahan yang ada. Sehingga, pikirannya pun akan selalu tenang dan bebas. Sementara, jika mendefinisikan situasi, santuy artinya keadaan di mana lingkungan sekitar cenderung santai dan tenang. Situasi santuy dinilai lebih fleksibel dan tidak menuntut keramaian yang sifatnya mengganggu.

Kaesang Pangarep dalam pidato resmi pertama sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta seluruh kader PSI untuk berpolitik dengan santuy dan santun. Seluruh kader PSI agar tidak menggunakan strategi konfrontatif dalam menjalankan politik menuju Pemilu 2024. Misalnya mencela, menjatuhkan pihak lain, hingga memecah belah masyarakat.

Kaesang mengajak seluruh pengurus dan kader PSI fokus menjalankan politik dengan kegembiraan dalam meraih kemenangan. Kita tidak perlu menggunakan strategi konfrontatif dan menebarkan permusuhan. Kaesang optimis, PSI yang merupakan partai anak muda bisa meraih kesuksesan dan lolos parlemen pada Pemilu 2024.

Pesan santuy dan santun sebagai jalan ninja politik Kaesang dan PSI terpampang melalui baliho yang bertebaran di jalanan. Semangat dan ke-santuy-an yang diusung oleh PSI membawa nuansa baru dalam menyongsong pemilu penuh kegembiraan. Meski banyak yang menuding miskin gagasan namun politik santuy yang diusung oleh Kaesang dan PSI dianggap mampu menarik dukungan masyarakat. 

Sementara ‘gemoy’ yang kerap dilekatkan warganet ke calon presiden Prabowo Subianto belakangan kian diamplifikasi Tim Sukses Prabowo-Gibran untuk menarik atensi publik. Namun, cara itu mendapat kritik karena dianggap sebagai gimik yang tak mendidik.

Joget gemoy menjadi fenomena politik saat ini. Gemoy viral dan sangat populer di media sosial. Ada yang menyamakan fenomena 'gemoy' yang menjadi brand politik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Roslan Roeslani mengeklaim narasi gemoy yang disematkan terhadap jagoannya muncul dan menyebar secara organik di masyarakat.  Roslan mengaku pihaknya tidak menggagas narasi gemoy untuk Prabowo Subianto. Ia mengatakan itu berdasarkan ketertarikan yang muncul dari kelompok anak muda.

Anak-anak muda tertarik atensinya dan harus diingat ini yang 'gemoy'. Ini yang sekarang menjadi menarik perhatian para anak muda itu tubuh secara organik loh, bukan kami yang bikin ini. Hal ini membuktikan bahwa kehadiran capres gemoy memang menjadi magnet tersendiri bagi publik.

Calon Presiden Prabowo Subianto turut merepon fenomena gemoy. Dia mengaku pipinya sampai dicubit oleh emak-emak. Apalagi sekarang ini ada fenomena gemoy itu loh. Kata Prabowo ada emak-emak yang sampai cubit pipinya.

Menurut Prabowo inilah yang dinamakan demokrasi. Rakyat ingin menyentuh pemimpinnya. Prabowo merasa bahagia dengan ini. Prabowo mengatakan, bersama Gibran akan terus terjun ke masyarakat.

Sejumlah lembaga survei menyebut Prabowo-Gibran mendapatkan dukungan besar dari masyarakat. Bersama cawapres Gibran Rakabuming Raka, Prabowo menegaskan akan terus terjun ke banyak daerah. Dirinya merasakan getaran rakyat. Merasakan harapan rakyat yang menghendaki keberhasilan Presiden Jokowi dalam membangun negeri agar dilanjutkan.

Istilah ‘politik santuy’ dan ‘capres gemoy’ telah tertanam di benak masyarakat menjelang hari pencoblosan. Setiap kontestan, baik pilpres maupun pileg tentu memiliki gagasan dan program yang baik untuk kemajuan bangsa. Tinggal bagaimana cara mengemas dan mengkomunikasikan kepada publik dengan bahasa yang mudah dan ringan.

So, kita tunggu saja adakah ‘santuy’ dan ‘gemoy’ mampu memikat rakyat guna memberikan dukungan kepada PSI dan mandat kepada Probowo-Gibran untuk memimpin Indonesia ke depan. [RAM]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun