Desain KPU sebagai pusat pengetahuan dan berbagi informasi kepemiluan dilakukan dengan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi berbasis digital. Seluruh satker KPU Provinsi/Kabupaten/Kota diharapkan mampu mengembangkan siniar (podcast) sebagai sumber informasi alternatif dari perspektif pemilih, situs website sebagai pusat informasi publik, media sosial yang berisi konten kreatif dalam rangka penyebaran informasi dan sosialisasi kepemiluan, e-ppid dan inovasi layanan lainya.
KPU dapat menjadi pusat kerjasama multipihak melalui progam Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) untuk membentuk kader-kader ditingkat desa yang dapat mengembangkan inovasi sosialisasi pemilu dan pemilihan.Â
Pembentukan jejaring komunitas demokrasi untuk mengembangkan inovasi pendidikan pemilih berbasis segmentasi pemilih (pemula, perempuan, disabilitas, kelompok rentan dan lainnya). Kerjasama dengan media untuk menyusun agenda perluasan informasi sekaligus memitigasi potensi disinformasi.
Peserta mendapat materi Trust Business; Digital Native dan Digital Naive dari Praktisi Komunikasi Universitas Padjajaran dan Kompas TV, Abie Besman. Pelatihan public speaking The Art Of Speaking dari Presenter TV, Anisha Dasuki dan sharing session update analisis media bersama Yan Kuniawan, senior analyst Drone Emprit dengan topik strategi komunikasi dan edukasi pemilu 2024.
Saya didampingi staf pelaksana, Untung Cahyo Saputro berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 08.00 Wib dan tiba di Bandara Haluoleo sekitar pukul 12.30 Wita. Kami menginap di Hotel Same Boutique yang jaraknya lumayan dekat dengan Masjid Al Alam yang berada Teluk Kendari.
Saya bersyukur dapat merasakan nikmatnya sholat Jumat di Masjid yang berada di atas permukaan laut, menampilkan kesan elegan. Masjid ini memiliki empat menara, sehingga pengunjung akan langsung teringat dengan ikon Burj Al Arab. Di sekeliling masjid yang berpola segi empat, terdapat puluhan jendela kaca berwarna biru kombinasi silver. Perpaduan warna ini, makin memoles cantiknya Al Alam yang berpadu dengan suasana biru Teluk Kendari.
Dalam rakor ini, KPU melakukan konsolidasi internal kelembagaan sekaligus menyampaikan sejumlah gagasan utama terkait pembentukan badan ad hoc (PPK, PPS, KPPS) yang menjadi ujung tombak penyelenggara pemilu. Kriteria persyaratan calon badan ad hoc perlu disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pemilu dan pilkada serta mengakomodasi rekomendasi evaluasi pembentukan sebelumnya.
Selain itu, perlu adanya standarisasi pembentukan pada skala nasional untuk level PPK, PPS dan KPPS agar dapat mengupayakan kualitas yang sama. Standar rekruitmen badan ad hoc harus memperhatikan kondisi kesehatan jasmani dan rohani agar peristiwa meninggalnya ratusan petugas pemilu tidak terjadi lagi. Untuk diketahui pada pemilu 2019 tercatat 894 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas mengalami sakit. (https://nasional.kompas.com/read/2020/01/22/15460191/refleksi)