Untuk membuktikan janji-janji kampanye yang ditebarkan kepada masyarakat maka seorang kepala daerah harus mampu mengkonsolidasikan seluruh perangkatnya dengan baik. Sebab, tidak mungkin pemimpin daerah bisa menunjukan semangat perubahan kepada publik tanpa ditopang dengan soliditas dan kepatuhan dari internal jajaran birokrasi daerah.
Begitu banyak teori kepemimpinan publik yang bisa dipelajari tapi yang terpenting adalah konkritisasi pelaksanaan. Konsep yang tersusun dengan baik dan rapi dalam visi misi tidak menjamin dapat dilaksanakan tanpa adanya political will dari pemimpin. Kemauan yang kuat akan menemukan banyak jalan, sebaliknya ketidakmauan akan dibarengi dengan beragam alasan.
Mengutip W.S. Rendra: "Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi, Keberanian menjadi cakrawala, dan Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata." Maka yang dibutuhkan dari seorang pemimpin adalah itikad baik untuk menunaikan setiap janji kampanye. Konsistensinya dalam perkataan dan perbuatan akan selalu ditunggu oleh masyarakat.
Pemimpin daerah adalah suluh kehidupan dari setiap harapan warga untuk memperoleh kebahagiaan. Secara ringkas dapat ditegaskan bahwa yang harus dilakukan oleh para pemimpin daerah agar dapat membawa perubahan diantaranya;
Pertama, Tone at the Top adalah seorang pemimpin harus memberikan dukungan, nasihat, wejangan, dan motivasi yang kuat terhadap kinerja jajarannya serta pengendalian diri dari sikap dan perilaku korupsi. Suara seorang pemimpin dibutuhkan untuk menterjemahkan visi misi kepemimpinannya sehingga dapat dipahami dan dijalankan oleh para pembantunya.
Kedua, Walk the Talk yang berarti seorang pemimpin dalam suatu organisasi harus selalu menjadi teladan yang baik bagi setiap pengikutnya. Setiap yang dilakukan oleh seorang pemimpin akan ditiru oleh anggotanya. Keteladanan pemimpin yang baik akan mampu menggerakan seluruh potensi masyarakat dalam membangun daerah. Perilaku disiplin dari seorang pemimpin jauh lebih penting dibanding aturan tertulis yang ada, karena satu keteladanan akan mengalahakan seribu arahan.
Ketiga, Knowing your Employee memiliki pengertian bahwa seorang pemimpin harus mengenali karakter setiap perangkat dan kinerjanya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan bersikap terbuka dan peduli terhadap masyarakat, menjalin komunikasi yang inten dengan rakyat, dan bekerja bersama masyarakat.
Kita menyakini pemimpin yang jujur dan ikhlas akan mampu menjadi energi positif untuk memperkuat sistem demokrasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sebaliknya pemimpin yang ingkar janji akan memicu rakyat menuntut pembuktian dan mendegradasi kepercayaan publik terhadap demokrasi elektoral.Â
Jadilah pemimpin yang jujur dan terpercaya, tunaikan apa yang sudah dijanjikan. Karena itu jalan untuk memperoleh kemuliaan di mata manusia dan Tuhan.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H