Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencari Pemimpin Teladan

11 Agustus 2020   18:30 Diperbarui: 10 September 2020   13:01 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga faktor tersebut merupakan panduan bagi para calon kepala daerah yang ingin sukses dalam pemilihan. Hasil survei biasanya menjadi alat ukur untuk mengetahui sejauhmana peluangnya meraih kemenangan. Strategi kampanye dan pencitraan tak bisa dilepaskan untuk membangun persepsi positif ditengah masyarakat.

Bagiamana masyarakat mencari sosok yang layak dipilih sebagai pemimpin daerah?

Kita tentu sepakat bahwa seorang pemimpin harus mempunyai jiwa keteladanan. Pemimpin yang berintegritas akan disegani oleh masyarakatnya. Bagaimana cara mengetahui bahwa seorang calon kepala daerah adalah pribadi yang dermawan penuh keteladanan?

Jawaban yang paling obyektif adalah bertanya kepada para tetangga di sekitar tempat tinggal sang kandidat dalam keseharian. Kedermawanan yang genuine bukan pencitraan yang direkayasa demi meraih simpati publik. Sifat dermawan tercermin dari spontanitas dan kebiasaan yang dilakukan untuk membantu sesama. Orang yang dermawan selalu ringan tangan tergerak hati untuk memberi tanpa diminta.

Ciri-ciri orang yang memiliki sifat dermawan ia selalu menyayangi siapa pun; rela berkorban untuk menolong manusia; tidak sombong ketika memiliki harta melimpah; selalu menggunakan hartanya untuk kebaikan dan mendahulukan kepentingan umum. Seorang dermawan yang terpilih sebagai kepala daerah berperan sebagai agen perubahan (agent of change) dan menjadi motor penggerak masyarakat untuk menjalankan kepemimpinan secara efektif dan efisien.

Proses demokrasi yang bergulir dalam pemilihan kepala daerah semestinya menjadi ajang kompetisi kebaikan. Sosok-sosok dermawan yang masih tersimpan ditengah masyarakat harus didorong untuk memimpin daerah agar dapat mensejahterakan rakyat. Publik dan partai politik harus berani memutus mata rantai oligarki dan dinasti politik yang hanya menjadikan kekuasaan sebagai alat menumpuk kekayaan diri dan kelompoknya.

Bercermin dari Khalifah Abu Bakar As-Shidiq yang berkata, "Aku adalah manusia biasa dan bukan manusia terbaik di antara kamu. Apabila kalian melihat perbuatanku benar, ikutilah aku. Tapi, bila kalian melihat perbuatanku salah, maka perbaikilah". Kita menyadari pemimpin itu bukan malaikat, melainkan manusia biasa yang tak pernah luput dari salah. Menjadi pemimpin daerah harus peka dan sensitif terhadap suara hati warganya. Kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan kemaslahatan umat harus diperbaiki demi perkembangan dan kemajuan daerahnya.

Masyarakat juga harus bersikap adil terhadap pemimpinnya. Kerja yang baik serta keberhasilan yang menyertainya harus diakui dan diapresiasi. Rakyat tidak boleh menutup mata atas kerja baik pemimpinnya. Pemimpin yang kinerjanya kurang baik harus diingatkan dan diberi masukan untuk perbaikan. Bukan malah dipuja-puji secara membabi buta karena pemimpin juga manusia biasa.

Pemimpin daerah yang baik akan lahir dari masyarakat yang baik, yang memberikan suaranya dengan niat tulus ikhlas bukan karena imbalan semata. Kita berharap siapapun yang terpilih dalam pilkada dapat menjadi pemimpin teladan dan dermawan, selalu mencintai warganya dan dicintai oleh masyarakatnya.**

Artikel ini juga tayang di laman Kumparan.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun