Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa dan Harapan

23 Mei 2020   10:10 Diperbarui: 23 Mei 2020   14:13 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serangkaian amal ibadah yang kita tunaikan di bulan penuh berkah merupakan ikhtiar dan jalan menumbuhkan harapan. Kita bermohon kepada Allah mendapatkan rahmat dan ampunan, kita bermunajat kepada Allah berharap keselamatan dan keberkahan. Dan ujung dari semua amal dan usaha kita dalam beraktifitas dan beribadah adalah meraih mardhotillah.

“Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri, merasa senang (ridha) karena usahanya (sendiri), (mereka) dalam surga yang tinggi.. (QS. al-Ghasyiyah: 8-10). Allah selalu memanggil hamba-Nya yang berhati ridha. “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.” (QS. al-Fajr: 27-28).

Menggapai ridho Allah adalah harapan dan pencapaian tertinggi kita sebagi umat manusia dalam menjalani kehidupan dunia. Inilah bentuk kepasrahan totalitas yang mesti dihadirkan dalam diri sehingga apapun yang terjadi menimpa, kita dapat menerimanya dengan lapang dada.

Di awal ramadan kita berharap bisa menyambut dengan penuh kegembiraan, tapi Allah menghadirkan pandemi sehingga kita mesti mawas diri. Di akhir ramadan kita berencana merayakan idul fitri dengan mudik bersilaturahim ke sanak kerabat. Namun, situasi dan kondisi tak memungkinkan kita untuk menjalani, maka kemudian kita berserah diri.

Kebanyakan orang beranggapan lebaran seperti tak berarti jika tak mudik ke kampung halaman. Maka sejak jauh-jauh hari dipersiapkan dengan matang dan merancang berbagai hal yang bakal dijalani pada lebaran tahun ini. Pandemi membuyarkan segala rencana yang sudah tersusun rapi. Semua yang terjadi pasti ada hikmah bagi orang-orang yang mau berfikir sebab rencana Allah pasti terjadi.   

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. (Mengapa?) Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Albaqarah: 216).

Tiba saatnya kita akan merayakan idul fitri setelah sebulah berpuasa. Segala amal telah ditunaikan semampu kita. Semua ibadah dijalankan sesuai kesanggupannya. Sembari kita berharap rahmat dan ampunan atas dosa-dosa, tak elok kita berputus asa jikapun ada doa yang belum terkabul atau rencana yang tertunda.

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Az Zumar: 53).

Waktu terus berlalu tanpa henti, ramadan akan pergi hingga saatnya hadir kembali. Meski kita tak pernah tahu apakah umur kita sampai ramadan nanti. Mari rayakan kemenangan dengan selalu berdoa dan berharap kepada Allah agar menganugerahi kebaikan dan kemuliaan dalam hidup ini.

 “Berharaplah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan harapanmu sekalian.” (QS. Almukmin: 60). Allah SWT akan mengabulkan harapan bagi siapa saja yang berharap hanya kepada-Nya (QS. Al Baqarah: 186).

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Taqobbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum taqobal ya karim. Mohon maaf lahir dan batin.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun