Dampak pandemi Corona memang luar biasa. Penyebaran virus Covid-19 berlangsung sangat cepat dan massif menjalar ke berbagai penjuru di tanah air. Sejumlah Pemerintah Provinsi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan mengeluarkan larangan aktifitas warga berkerumun. Diantaranya Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Sejak pertengahan bulan Maret 2020, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah diliburkan, sebagai gantinya para pelajar diharuskan belajar dari rumah. Aktivitas pekerjaan dan peribadatan juga disarankan agar dilakukan di rumah saja.
Bekerja dari rumah diupayakan semaksimal mungkin. Apalagi era teknologi yang semakin canggih dan berkembang, membuat kita semakin terbantu dengan aplikasi terkini yang dapat memperlancar pekerjaan di tengah pandemi virus corona yang terjadi.
Salah satu aplikasi yang booming adalah Zoom. Publik kemudian rame-rame melakukan kegiatan pembelajaran dan pekerjaan dengan mengandalkan aplikasi Zoom Meeting. Namun, banyak isu yang membuat para pengguna Zoom salah satunya kejadian zoombombing yang membuat para penggunanya resah.
Dikutip dari Liputan6.com, Zoombombing adalah aksi serangan dari pihak luar yang membajak video conference dengan mengirimkan gambar porno hingga ujaran kebencian lain. Tujuannya untuk mengganggu berjalannya video conference yang sedang berlangsung. Aksi ini terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Zoombombing terjadi bukan dikarenakan dari Zoom sendiri. Namun para penggunanya yang menyebabkan aksi ini terjadi. Menurut Cofounder dan CEO Cybint, Roy Zur, kebanyakan pengguna yang menjadi korban aksi ini biasanya menyetel pertemuan Zoom menjadi publik, sehingga dapat diakses siapa pun yang mempunyai tautan pertemuan itu.
Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika tiba-tiba muncul tayangan porno pada saat berlangsung kegiatan belajar mengajar yang dilakukan via Zoom. Tentu hal tersebut akan berpengaruh negatif terhadap psikologis para pelajar yang masih di bawah umur.
Untuk mencegah agar publik tidak menjadi korban Zoombing maka menjadi menarik jika media radio menjadi media alternatif pembelajaran di musim pandemi. Radio dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada semestinya bisa berperan lebih maksimal dalam upaya pencegahan virus Corona.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio mengatakan kepedulian dan solidaritas sosial saat ini sangat dibutuhkan publik untuk bersama-sama menghadapi wabah Covid-19. Pemenuhan informasi dan hiburan yang sehat, diharapkan menggugah masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah menanggulangi Covid-19.
Agung menjelaskan, setidaknya ada tiga peran penting lembaga penyiaran dalam upaya menanggulangi pandemi Corona. Pertama, menyosialisasikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan physical distancing melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM).
Kedua, memberikan informasi aktual dan terpercaya tentang perkembangan Covid-19 di Indonesia dan kebijakan strategis yang diambil pemerintah.