Mohon tunggu...
dhanysaputra
dhanysaputra Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sejrawan/Topik Konten Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kerajaan Kutai Kuno dan Indianisasi Pesisir Kaltim Abad ke-4 Masehi

20 Januari 2025   10:06 Diperbarui: 20 Januari 2025   10:06 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebaran Lokasi Penemuan Artefak Kutai Kuno di Muara Kaman, Kalimantan Timur

Mulawarman Raja Kedua

Mulawarman merupakan salah satu dari tiga anak Aswawarman yang digambarkan sangat agung dan dermawan, terlebih kepada pada Brahmana. Hal ini memperkuat teori dari Jacob Cornelis van Leur tentang kedatangan masyarakat India khususnya kaum Brahmana di Nusantara. Datangnya para Brahmana ini terjadi secara bertahap, yang diawali oleh kedatangan calon-calon Brahmana yang melakukan Abhiseka di tanah Nusantara dan kemudian berangsur-angsur melakukan hinduisasi ke wilayah Nusantara, terkhusus di tanah Borneo dan sepanjang aliran Sungai Mahakam. Jasa-jasa para Brahmana ini tidak dapat dianggap sepele oleh Mulawarman yang kemudian mulai melakukan pendekatan yang lebih mesra kepada para Brahmana melalui serangkaian perayaan.

Sebagai calon raja, Mulawarman juga melakukan Bhiseka Yadnya sama seperti yang dilakukan mendiang ayahnya, Aswawarman. Usai penobatan, Mulawaman mulai banyak melakukan pendekatan kepada para Brahmana dengan berbagai macam persembahan yang dicatat dalam Prasasti Kutai I sampai IV.

Prasasti Kutai I berisi tentang pujian terhadap keluarga raja dan sumbangan emas dari Raja Mulawarman kepada para Brahmana.

Prasasti Kutai II berisi tentang Raja Mulawarman yang memberikan tanah kepada para Brahmana, tanah tersebut kemudian diberi nama Waprakeswara yang berarti Tanah Yang Disucikan.

Prasasti Kutai III berisi tentang Raja Mulawarman yang memberikan segunung minyak dan upacara yang berhias lampu dan bunga-bunga.

Dan Prasasti Kutai IV berisi tentang Raja Mulawarman yang menyedekahkan 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana.

Prasasti Muara Kaman I/Prasasti Kutai I/Prasasti Yupa I
Prasasti Muara Kaman I/Prasasti Kutai I/Prasasti Yupa I

Dari keseluruhan prasasti tersebut, tidak ada satupun yang tidak memuji raja dan keluarganya. Hal ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa masuknya agama Hindu di Indonesia dilakukan dengan damai tanpa paksaan, meskipun bagi mereka yang tidak ikut memeluk agama Hindu memilih untuk lari ke pedalaman dan melanjutkan warisan nenek moyangnya, akan tetapi tidak sedikit pula yang menerima keyakinan baru dengan semangat, optimisme, dan lapang dada. Bahkan peran Brahmana dan Raja sangat krusial dalam penyebaran Hindu pada abad ke-4 dan seperti kebanyakan buku bercerita bahwa Kerajaan Kutai menjadi yang tertua, pernyataan ini tidak lagi terbantahkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun