Usia dini biasanya membuat anak tidak percaya diri mengikuti kompetisi sekelas universitas. Para orang tuapun umumnya menyuruh anaknya sudahlah sekolah yang benar, yang penting ranking satu di kelas. Apalagi kondisi pandemi begini.
Namun lain halnya dengan Khadija Marhadi (11) dan Muhammad Marhadi (9). Kakak beradik ini berhasil menyabet gelar juara "the best fighter" di kompetisi robot yang diadakan kampus TU Denmark (DTU) pada tanggal 13 Agustus 2020 lalu, bernama DTU RoboCup.
Mereka berdua menciptakan robot dari LEGO Mindstorm dan memprogramnya untuk mampu melewati rintangan yang telah ditentukan panitia. Mereka menamai robot mereka "RoboMarvel".
Tidak main-main, robot buatan tiap peserta diuji beberapa rintangan, antara lain mengikuti garis berliku-liku di lantai, melintasi portal dalam waktu yang terbatas, naik turun tangga, membuka/menutup pintu, melewati alat penggal guillotine tanpa terpancung, dan masih banyak lagi. Dan robot yang diikutkan lomba haruslah self-propeller, yaitu tanpa kontrol manusia dalam bentuk apapun.
DTU RoboCup 2020 dimenangkan oleh dua pelajar SMA H.C. Orsted Gymnasiet di Denmark. Juara kedua diraih oleh pasangan suami istri yang hobi merakit robot. Tim mahasiswa TU Denmark yang terdiri dari empat orang, meraih juara ketiga. Khadija dan Muhammad berada di urutan keempat, sekaligus dinobatkan sebagai "The Best Fighter".
Kemenangan mereka ini bukannya tanpa proses. Pertama kali mengikuti lomba serupa di tahun 2018, Khadija dan Muhammad tidak mendapatkan point. Tahun berikutnya mereka mulai mendapat point. Tahun ini mereka bekerja lebih keras sehingga bisa lolos kualifikasi.Â
RoboMarvel telah mereka bongkar pasang berkali-kali agar dapat mengatasi semua rintangan. Setiap kali merevisi rakitan robot, mereka memprogram ulang dan menguji robot mereka.
Proses ini membutuhkan waktu berhari-hari dan proses pembelajarannya tidaklah mudah. Mereka harus mempelajari cara kerja sensor dan bagaimana robot semestinya bergerak.
Orang tua mereka, Dr. Kun Marhadi dan Chaerani, menerapkan homeschooling ke anak-anaknya. Homeschooling tidaklah menjadi penghalang agar anak berprestasi.
Nyatanya, Khadija dan Muhammad mampu bersaing. Tidak hanya dengan teman-teman sebayanya dari berbagai sekolah, namun juga dengan kalangan mahasiswa dan profesional IT. Semoga prestasi mereka dapat menginspirasi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H