Di kasus 4, mereka belum cukup mengenal dan mencari tahu "red flags" dari pasangan. Ada baiknya sebelum nikah mencari cara yang efektif untuk mencari kecocokan dulu.Â
1. Couple = Best Friends
Coba bayangkan kalau kamu punya best friend ngajak ngekos serumah, terus dia nyampah bikin berantakan rumah, males cari kerja, males bayar kos-kosan, maksa kamu masak makan malam, dan marah-marah kalau kamu protes. Pasti persahabatan kalian bakalan "You And I, End" dengan cepet. Sebelum nikah, jangan memaklumi kebiasaan buruk di "the one" kita kalau kita nggak bisa memaklumi kebiasaan itu dalam persahabatan.
2. Good Personal Qualities
Kita lihat lagi di kasus 4, dimana Abdul nggak sempat mengenal Samira dengan seksama sebelum nikah. Abdul baru tahu setelah nikah kalau Samira orangnya overjealous (cemburu berlebihan).Â
Bukan berarti kalau trust itu nggak ada, trus dia kita tinggalkan, karena trust itu dibangun. Tapi kalau udah 3 tahun pacaran masih belum ada trust, itu sih udah kelewatan. Kita bisa aja punya blind love sama orang baik ataupun orang nggak baik. Karena rasa cinta itu nggak spesial, nggak langka.Â
Seperti lagu dari Yovie Widianto, "Kujatuh Cinta Lagi" itu bisa terjadi lagi sama kita. Tapi ngedapetin orang yang bisa memperlakukan kita dengan penuh respek, punya trust, punya harga diri, itu langka!
3. Cocok
Orang baik dengan orang baik. Orang super alim dengan super alim. Orang pintar dengan orang pintar. Ustad dengan wanita nakal nggak cocok. Kalau buat kamu penting mencari pasangan yang pintar, maka cewek SMA nya DO yang sukanya sama cowok kekar dan hobi berburu rusa dan buang sampah sembarangan, tidak akan cocok sama kamu.