Andai Aku Jadi Presiden: Seri 3 [caption id="" align="aligncenter" width="430" caption="Transjakarta, atau disalahkaprahkan menjadi Busway"][/caption] Beberapa minggu lalu saya sempat kembali ke Indonesia dan berkesempatan untuk naik 'busway' sebagai sarana transportasi di Jakarta. Sebenarnya istilah busway itu kurang tepat karena 'busway' adalah jalur bis, dan istilah yang benar adalah 'transjakarta'. Tapi saya memilih memakai istilah busway yang sudah salah kaprah ini. Dan saya akan membahas busway dan beberapa perbaikan yang harus dilakukan. Anyway, di antara cerita horor tentang kendaraan umum di Jakarta, yang banyak copet lah, yang panas lah, yang bau lah, yang penuh sesak lah, dan lain-lain, saya mencoba untuk naik busway. Ternyata, busway ini agak mirip dengan bus di Eropa. Jadi busway di Jakarta bisa dibilang adalah standar 'bus biasa' di Eropa, meskipun masih banyak kekurangan busway di sana-sini. Berikutnya saya akan membahas kelebihan dan kekurangan busway. Pertama, busway sudah memiliki running led di atap dekat supir yang menyatakan nama dari stasiun perhentian berikutnya. Disertakan pula versi audionya, bilingual pula, "Stasiun berikutnya, Pancoran Barat. Next station, Pancoran Barat", meskipun belum berlaku untuk semua busway. Sayang sekali peta trayeknya tidak informatif, baik di halte maupun di atap busway. Contoh saja, saya dari Komdak Semanggi mau ke PGC di Cililitan. Setelah membeli tiket dan menuju halte, sepanjang perjalanan tidak ada papan peta trayek sama sekali, sehingga mengharuskan orang untuk bertanya. Sepertinya Indonesia terkenal sekali dengan semboyan "Lebih baik tanya daripada cari tahu sendiri", karena papan informasi di Indonesia hampir tidak pernah self-explained untuk turis dan orang lokal, lagipula banyak sekali petugas ramah yang mau menjawab, sehingga semakin manja-lah manusia Jakarta untuk tidak mandiri dalam merencanakan perjalanan. Jadi saya putuskan untuk tanya ke petugas terdekat. Benarlah ternyata, dia jelaskan "Naik yang bus gandeng bang, kalo mau ke PGC. Kalo naik yang nggak gandeng itu ke Pirang Ranti, harus oper dulu naik bis yang dari Kampung Melayu, dll." Wahh, informasi penting ini didapat dari petugas!! Bukan dari papan info ataupun internet. Begitu naik bis, peta trayek pun tidak ter-state dengan jelas. Harusnya, peta seluruh trayek busway terangkum dalam gambar di atap busway. Sehingga, untuk pergi ke suatu tempat, lagi-lagi harus tanya 'petugas pintu'. Harusnya, peta busway terangkum dan tersaji LENGKAP di website, di halte, dan di atap busway, seperti standard bus di Eropa, Malaysia, dan Singapore. Sekali lagi yang ditekankan di sini adalah "LENGKAP"-nya, karena peta trayek sudah ada di website dan atap busway. [caption id="" align="aligncenter" width="428" caption="Peta busway yang kurang informatif dibanding Tanya Petugas"][/caption] Kedua, busway sudah ber-AC, meskipun di bagian "sambungan bus" tidak ada AC-nya. Inspite of that, suasana dalam busway tetap panas karena busway selalu penuh sesak dengan orang. Sebagian besar orang menyalahkan AC yang kurang dingin, tapi menurut saya, kesalahannya ada di jumlah penumpang yang terlalu banyak meskipun bukan di rush hour. Akibatnya, sayapun yang sedang membawa tas punggung dan dompet pun jadi horor karena kondisi penuh sesak seperti ini sangat rawan untuk kecopetan. Untuk perempuan juga pastinya berpeluang untuk 'kesentuh' secara nggak sengaja maupun 'pura-pura' nggak sengaja. Bau keringat busuk tercampur minyak urut sinyong-nyong pun tidak terhindarkan lagi, entah siapa yang naik busway malah pakai minyak urut. Harusnya jumlah bus 'busway' ditambah, jumlah halte ditambah, dan jumlah manusia Jakarta harus dikurangi (problem jumlah manusia ini akan saya bahas di posting lain). Untuk penambahan seperti ini, membutuhkan saran dari pakar tata ruang dan tata kota. [caption id="" align="aligncenter" width="384" caption="Busway yang selalu penuh sesak, rawan copet"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H