Pasar Tiban pasar yang hanya ada dihari dan waktu tertentu, tidak setiap hari pasar ini ada. Berawal dari kata Tiban artinya jatuh atau ada dan jika diartikan dalam konsep ini adalah ada begitu saja, biasanya pasar Tiban ada hanya di hari minggu saja.
Lokasi pasar Tiban berada di atas bukit gunung gono, lebih tepatnya berada di Desa Banyu Biru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dengan lokasi yang berada di atas bukit tentunya sudah terbayangkan suasa yang begitu asri, banyak rerumpunan pohon bambu dan rerumpunan pohon rindang yang semakin berasa sejuk dengan tiupan angin sepoi-sepoi.
Suasana zaman dahulu sangatlah terasa ketika kita berada dipasar ini. Dimana ketika kita begitu datang disambut dengan tulisan aksara Jawa dimana kita sendiri mungkin tidak tau artinya.Â
Ditambah para pedagang di pasar ini menggunakan kebaya Jawa layaknya zaman dahulu dan dengan sapaan mereka yang begitu ramah dengan menggunakan bahasa Jawa halus atau krama alus.
Ditempat ini kalian tidak perlu heran karena hanya ditempat inilah mata uang rupiah yang biasanya kita pakai tidak berlaku sama sekali. Jika kita hendak membeli di pasar ini, kita dianjurkan  untuk menukarkan mata uang rupiah kita dengan mata uang khusus yang biasa disebut "Dhono". Mata uang Dhono adalah mata uang yang berbentuk kotak agak lonjong terbuat dari kayu, dimana satu mata uang Dhono setara dengan dua ribu rupiah yang dapat dibelanjakan makanan disekitar pasar ini.
Makanan yang ditawarkan di sini tentunya sangat beragam, tentunya makanan yang ditawarkan makanan jadul yaitu makanan tradisional seperti gatot, tiwul, clorot, geblek, sengkulun, kluban, buntil, sego jagung, berbagai macam olahan getuk dan lain-lain.
Selain makanan tradisional, tak lupa juga disini ada pelepas dahaga minuman tradisional seperti wedang jahe, wedang uwuh, wedang ketan ijo, dan dawet ayu.
Para pengunjung bisa menikmati makanan tersebut ditempat, karena para pengunjung disediakan tempat makan atau kursi jadul yang terbuat dari bambu yang menambah suasana jadul di pasar ini. Para pengunjung bisa menikmati makanan dengan cara lesehan juga.
Pasar ini juga menyajikan pemandangan dua gunung yang sangat indah dan terkenal yaitu gunung merapi dan merbabu. Tentunya dua pemandangan gunung ini merupakan bonus bagi para pengunjung, belum lagi jika pasar ini diselimuti kabut dengan suasana dingin serasa kita berada di atas awan.
Ditempat ini juga kita bisa merefresh atau merileksasi pikiran dan badan kita agar segar kembali dan tentunya melepas penat dari kesibukan kan kita. Dan kita bisa menghirup udara segar dengan suasana yang asri ditambah kita bisa merasakan kembali suasana zaman dahulu.
Terkadang diwaktu tertentu di pasar tiban ini ada hiburan untuk para pengunjung yang sedang menikmati makanan dan minuman khas tradisional.Â
Di pasar ini kita bisa menikmati musik aklung sembari kita sedang makan makanan tradisional atau sembari menikmati pemandangan yang indah dan merasakan suasana udara yang begitu sejuk nan asri dengan minum minuman tradisional yang tentunya terasa amat menyegarkan tenggorakan kita.
Ditengah pasar tiban yang lapang ini terkadang ada kesenian tari yaitu tarian rampak buto dan tari dayakan yang dapat mengikat mata para pengunjung pasar tiban.
Kalau dilihat dari konsep pembuatan pasar tiban di atas bukit ini tentunya sang pembuat ingin membawa suasana tempo dulu atau zaman dahulu sehingga pasar ini beda dengan pasar-pasar yang lainya. Perbedaan pasar ini tentunya sangalah jelas dibandingkan dengan pasar yang lain.
Dari segi suasana di pasar ini, tentunya pasar ini membawa suasana zaman dahulu dari segi bagunan pasar nya, tempat pasar tiban ini berada, cara para pedagang menyapa dan berpenampilan layak nya suasana tempo dulu.
Tentunya dengan suasana seperti itu pengunjung semakin merasa betah ditambah pemandangan yang indah dan suasana yang dingin dan banyak pohon rindang disekitar pohon semakin menjadikan pasar ini surganya para pengunjung yang ingin melepas penat setelah mereka bekerja atau beraktivitas sehari-hari.
Suasana seperti inilah yang sudah tidak ada diperkotaan dan tentunya banyak dicari oleh banyak orang terutama orang perkotaan yang kekurangan udara segar.
selain itu kita bisa tau suasana zaman dahulu dengan bertujuan melestarikan budaya yang sudah hampir punah yang dibuat melalui adanya pasar ini. Dimana selain dengan berdagang di pasar ini bisa sambil melestarikan budaya layak nya orang berjualan pada zaman dahulu.
Tentunya ketika kalian akan ke pasar ini pastikan kalian tau suasana di pasar itu terlebih dahulu apakah berkabut atau tidak. Jika berkabut dianjurkan memakai pakaian tebal yang tahan dingin, agar tidak kedinginan dan menjadi sakit akibat kedinginan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H