Dari kedua kasus tersebut, terlihat bahwa pendekatan ASEAN mengalami transformasi seiring waktu:
- Fokus Realisme vs. Liberalitas. Pada konflik Vietnam-Kamboja, pendekatan ASEAN lebih bercorak realistis, dengan penekanan pada kedaulatan dan keamanan regional tanpa keterlibatan langsung negara-negara besar. Dalam sengketa Laut China Selatan, ASEAN lebih mengutamakan pendekatan liberal yang mengedepankan dialog multilateral dan aturan hukum internasional.
- Pengaruh Eksternal. Dalam konflik Vietnam-Kamboja, ASEAN secara aktif melibatkan komunitas internasional untuk mengisolasi Vietnam. Dalam sengketa Laut China Selatan, ASEAN mencoba membangun hubungan kerja sama dengan Tiongkok melalui dialog, meskipun masih bergulat dengan pengaruh besar Tiongkok di kawasan.
- Solidaritas Internal ASEAN. Pada konflik Vietnam-Kamboja, solidaritas ASEAN relatif lebih kuat karena kesamaan pandangan dalam mengecam invasi Vietnam. Dalam sengketa Laut China Selatan, solidaritas ASEAN sering kali terganggu oleh perbedaan kepentingan antar negara anggota.
Tantangan dan Pelajaran untuk ASEAN
Pendekatan ASEAN dalam kedua konflik ini mencerminkan dinamika tantangan regional yang terus berkembang. Dalam konflik Vietnam-Kamboja, ASEAN membuktikan dirinya sebagai platform diplomasi yang efektif meskipun bergantung pada dukungan eksternal. Sementara itu, dalam sengketa Laut China Selatan, ASEAN menghadapi tantangan yang lebih rumit karena melibatkan klaim teritorial multilateral dan dominasi Tiongkok.
Beberapa pelajaran yang dapat diambil adalah:
- Penguatan Kapasitas ASEAN. ASEAN perlu memperkuat kapasitas institusionalnya agar lebih mandiri dalam menangani konflik di kawasan tanpa terlalu bergantung pada kekuatan luar.
- Peningkatan Solidaritas Internal. ASEAN harus menemukan cara untuk mengatasi perbedaan pandangan antar anggotanya, terutama dalam isu-isu sensitif seperti Laut China Selatan.
- Pentingnya Pendekatan Proaktif. ASEAN perlu lebih proaktif dalam mencegah konflik, bukan hanya bereaksi terhadap krisis yang sudah terjadi.
Kesimpulan
Pendekatan ASEAN terhadap konflik Vietnam-Kamboja dan sengketa Laut China Selatan mencerminkan evolusi organisasi ini dalam menghadapi tantangan regional. Dari pendekatan realistis yang berfokus pada keamanan, ASEAN telah beralih ke pendekatan liberal yang menekankan kerja sama multilateral dan aturan hukum. Meski demikian, ASEAN masih menghadapi berbagai hambatan, terutama dalam menjaga solidaritas internal dan menghadapi tekanan kekuatan luar.
Untuk kedepannya, ASEAN perlu memperkuat perannya sebagai organisasi yang mampu menjaga stabilitas kawasan, sekaligus menjadi mediator yang efektif dalam menyelesaikan konflik regional. Dengan belajar dari pengalaman masa lalu, ASEAN dapat lebih siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI