Seorang penjilat merubah dirinya sendiri menjadi 'nol', karena dia hendak bersembunyi di dalam bayangan orang yang berkuasa.
Air muka seorang pandai tidak akan berubah seiring dengan kesenangan dan kebencian dari atasan.
Wajah seorang penjilat akan selalu berubah seiring dengan kejayaan dan keruntuhan dari tuannya.
Seorang pandai akan menampakkan bakat besar dan pandangannya yang luas secara jantan walau dalam terpaan angin dan badai.
Dalam sambaran petir yang mendadak dan kilat yang cepat seorang penjilat selalu berkelakuan sama seperti para monyet tanpa pepohonan, menghilang dengan cepat sekali.
Mengapa seorang yang berbakat dapat melihat dengan jelas hakekat dari sebuah permasalahan melalui gejala yang ada? Ini karena bola matanya tidak tertutup oleh benda asing.
Mengapa seorang penjilat berusaha menutup dan memutar balik kenyataan? Ini karena bola matanya terhubung dengan syaraf dari tuannya.
Orang pandai menyayangi, memakai dan melindungi orang pandai, dia dengan senang hati akan menciptakan panggung yang bisa dibuat malang melintang bagi orang yang pandai pula.
Seorang penjilat yang berhati dengki, benci serta yang hendak mencelakai orang pandai, dia akan berani menjerumuskan orang pandai ke dalam jurang kesengsaraan.
Orang pandai menggunakan kecakapan dan sumbangsih kepandaiannya telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat.
Seorang penjilat menggunakan kesetiaan dan kerja mati-matian hanya untuk dapat merebut anugerah dari atasannya.
Orang pandai merupakan suatu gudang pemikir bagi seorang pemimpin yang berpandangan maju.