Mohon tunggu...
Dhani Sugesti
Dhani Sugesti Mohon Tunggu... Editor - Penulis Sastra

Penulis Buku Sastra Jingga, Sajak Yang Terlupakan, dan antologi lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tentang Asap Lebaran, Hujan yang Segera Pulang, dan Api Tetap Abadi

4 Juni 2019   21:35 Diperbarui: 4 Juni 2019   21:49 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada apa kubariskan kecemasan musim, ketika rintik hujan belum juga berakhir, dan jalanan masih basah oleh cerita di masa silam. Engkaukah itu istanaku? tanyamu buatku tersipu

Ayolah berdamai dengan hujan, tak perlu terus berselisih malam. Sambil kupakai jaket beludrumu itu, gigil ini sudah berakhir. Berkat senyum gigi berginsul, kau selalu ingin di atas sampai terbaca apa yang terahasia di dada. Susungguhnya, adamu damai

Ingin kubangun untukmu rumah cinta di tengah sawah dan ladang kasih sayang kita, dianyam bambu setia. Seperti pohon pisang yang tidak pernah mati sebelum bertunas dan berbuah keabadian. Aku milikmu, lalu kau tepis ke tepi jalan

Bayangkan jika Masjid yang kita bangun dikelilingi kolam ikan yang gembira! Ucapnya sambil tertawa. Seperti biasa aku tak punya kata-kata, engkau mulai berkemas menjadi pengembara ke desa-desa yang jauh, sambil memandang foto kenangan yang begitu lekas berubah warna.

Tentang asap Lebaran yang kita hisap, hujan yang segera pulang, dan api yang tetap abadi, kita pasti kembali, ke pangkuan sunyi

Tiba-tiba kita ingat begitu banyak sengketa
pada hari raya yang selalu tertunda
seperti tahun lalu, di pekuburan itu

hari-hari yang lapar terus berdentang
menembus malam takbir bersahutan
disemogakan leluhur-leluhur silam
Marilah, kita saling maaf-memaafkan

04/06/2019

Minal Aidzin wal Faidzin

Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Selamat pada Pemimpin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun