Mohon tunggu...
Dhani Sugesti
Dhani Sugesti Mohon Tunggu... Editor - Penulis Sastra

Penulis Buku Sastra Jingga, Sajak Yang Terlupakan, dan antologi lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Setahun Melangit Jingga

28 Mei 2019   23:03 Diperbarui: 28 Mei 2019   23:28 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


sepulang burung Camar ke kota kenangan
Sang Biduan menangis di pelataran malam
aku melihat di balik awan. Menjelaga hitam
derai hujan yang tak ada akhirnya. Nyanyian
terhenti sementara. Akankah dapat kudengar lagi?
semacam mimpi yang pernah disimpan
dalam ingauan yang paling usang

Kereta masih menantimu, cinta. Di statsiun Kranji
sekarang megah dengan konstruksi. Mungkin bisa
kau lupa? Ada banyak wangi-wangi di dalamnya
bercerita tentang Gita Asmara Jingga. Ah, biasa saja
di alun-alun kota, hotel Odua, Masjid Al-Barkah
dan sate padang yang kau lahap. Aku tetap setia
dengan sop kambing dan madu Sumbawa. Tak lupa
pecel lele si David di sebelah kanan

waktu berderit, tumpang tindih di peluh pahit
bibirmu masih menempel di gelas bundar. Sedikit
kenangan disobek angin, siang dan malam;
sebagian untukmu, sebagian untukku,
sebagian untuk anak-anak kita di masa lelah

28/05/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun