selamat tinggal angin lalu
lihat, apiku telah padam
digerus siang, dilipat malam
di rumah-gedung beratap bocor
kuberlindung dengan mendengkur
air matamu mulai menggenang
banjiri hati tak mampu kuhalau
lalu kau lubangi tembok jiwa ini
untuk sesuatu yang kau bilang nisbi
percayalah, kawan
hari yang lalu adalah abadi
esok adalah entah
waktu tlah memilih:
menjadi api
lalu menepi
.
14/05/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!