Saat itu kata-kata yang aku buat tadi pun mempengaruhi aku untuk berpikir segala peraturan yang hanya menguntungkan aku,tidak untuk orang lain,dan tidak terkecuali juga untuk keluargaku.
Sepontan darahku pun seolah mendidih akibat dipacu oleh suara itu.
Saat itu aku melihat balok berukuran paha manusia normal di sampingku.
Langsung dan tak menunggu lama aku mengambil balok itu dan mengimbaskannya seolah-olah itu pedang yang sangat tajam pada kucing yang terdekat dariku.
Kemudian kucing itupun terkapar.
Tak puas dengan perbuatan itu,aku menghujam kucing itu dengan segenap kekuatanku berkali-kali hingga kucing itu lemas tak berdaya dan kemudian mati.
Setelah kejadian itu,aku merasa puas dan tak terbersit di pikiranku kesalahan dan dosa yang aku perbuat.
Seakan aku sangat senang dengan hal itu dan kemudian tertawa dengan sekencang-kencangnya dan meninggalkan begitu saja bangkai itu.
Akupun masuk ke rumah dengan perasaan yang bercampur namun lebih dikuasai kesenangan saat itu.
Dan sambil berjalan,aku selalu ingat kata-kataku yang seakan-akan memicu aku untuk terus berpikir dan bertindak tanpa aturan yang orang lain buat.
Yang ada hanya aturanku.