Dan saat itu aku tak mampu berpikir jernih dan membiarkan saja semua pikiran-pikiran kotor itu meresap masuk ke tiap-tiap lapisan di otakku.
Malam semakin larut dan semakin memudahkan otakku meresapi pikiran buruk tentang arti kehidupan ini.
Ditemani sepi dan bisikan hewan-hewan malam yang menurutku tertawa kencang dan memertawakan keadaanku dan keluargaku.
Semakin terhanyut aku dalam sebuah pemikiran yang negatif yang seharusnya tak boleh aku lakoni.
Hingga pada waktu yang begitu singkat menurutku,begitu cepat perasaanku yang membawaku pada sebuah kata-kata yang timbul dari otakku yang seakan-akan menutup semua kesedihan dan kekacauanku saat itu.
"SETIAP DETIK ADALAH NADI,SETIAP MENIT ADALAH OTAK,DAN SETIAP JAM ADALAH LANGKAH KAKI"
Ntah apa yang membuat kata-kata itu tiba-tiba muncul di otakku,dan membuat parubahan yang sangat besar pada diriku.
Saat itu,sedikitpun tak terasa olehku kesedihan akan kehilangan sosok ayah sebagai tulang punggung keluarga.
Tak secuilpun terbersit ketakutan akan nasib ibu dan keempat adikku.
Yang ada hanyalah,
"SETIAP DETIK ADALAH NADI,SETIAP MENIT ADALAH OTAK,DAN SETIAP JAM ADALAH LANGKAH KAKI"