Aku berada dalam kegagalan, sungguh.
Seperti menikmati seloyang martabak manis.
Semua sensasinya di luar kepalaku.
Keju bahkan wisman sekalipun, aku kenal.
Namun, kali ini aku dibuat menyerah.
Aku tak mampu mengabstraksi puisi.
Nalarku putus asa, logikaku pingsan.
Tolong, ajari aku untuk menikmati puisi.
Rasioku sengsara dalam kemelaratan.
Aku sekarat dalam suatu kekaratan.
Aku dungu, bahkan barangkali idiot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!