Para pelaut itu memperoleh informasi tentang pulau-pulau di Laut Jawa dari para penduduk atau pelayar setempat, yang kemungkinan juga menceritakan tentang adanya pulau gaib tersebut dan kemudian digambarkan oleh para pelayar Eropa itu.
Selain itu, saya juga membuka catatan-catatan kuno yang berasal dari Mesir. Dari sini saya memperoleh sebuah kata yang mirip bunyinya dengan Nusasura, yaitu Neserser.
Dalam mitologi orang Mesir Kuno, pulau dan danau Neserser, "pulau dan danau api" (di wilayah yang bergunungapi) di mana Osiris dan Thoth berasal, sering disebutkan dalam mitos-mitos mereka.
Seperti yang dijelaskan dalam Papirus Nu (dalam Kitab Kematian), mitos itu bercerita bahwa Osiris bertahta di pulau Neserser di pusat enam atau tujuh lingkaran konsentris yang masing-masing memiliki gerbang dan semuanya berada di "danau" Neserser. Lingkaran konsentris itu dibangun untuk dewa Ra oleh para penghuni danau.
Tanah kediaman Thoth berada di sekitar danau dan ia mengunjungi Osiris di pulau itu. Ada banjir besar di danau Neserser dan entah bagaimana lingkaran Ra ini kemudian tersembunyi.
Seperti yang tertulis dalam banyak teks makam dari Kerajaan Pertengahan dan Periode Menengah Kedua Mesir Kuno, dalam konsep dewa-dewa dan yang telah meninggal, pulau Neserser adalah sebuah tempat seperti surga, tempat dimana penghakiman dilakukan dan yang telah meninggal dilahirkan kembali dengan diberi status (dewa atau makhluk umum).
Padang Hetep adalah semacam surga dibawah pengawasan dewa Hetep dimana yang telah meninggal mengidentifikasi dirinya, dan di mana ia menjalani hidup bahagia yang diberikan untuk orang-orang yang diistimewakan. Di dalam konsep itu, Osiris, Horus dan Thoth diberi status dewa atau ruh leluhur.
Deskripsi Neserser adalah mirip dengan kisah Atlantis.
- Enam atau tujuh lingkaran konsentris dibangun untuk Ra di pulau Neserser, sesuai dengan empat lingkaran daratan Atlantis (termasuk tanah sentral) dan tiga lingkaran air, yang dibangun oleh dewa Poseidon.
- Baik Osiris ataupun Atlas memiliki takhta mereka di tanah sentral.
- Danau Neserser adalah sesuai dengan laut yang hampir tertutup di sekitar pulau ibukota Atlantis. Plato menggambarkan laut itu sebagai sebuah perairan yang memiliki mulut ke laut luar, sehingga secara umum dapat disebut sebagai sebuah danau. Berdasarkan hal tersebut, saya telah membuat sebuah hipotesis pada tahun 2015 bahwa laut itu adalah Laut Jawa kuno yang hanya memiliki satu mulut keluar.
- Ada banjir besar di danau Neserser yang menghancurkan pulau Neserser, dan kemudian tersembunyi. Ini juga sesuai dengan deskripsi tentang hancurnya Atlantis.
Juga, sebuah kata yang mirip bunyinya seperti Nusasura, Nisir, ditemukan pada tablet tanah liat Mesopotamia, nama sebuah laut dimana Gilgamesh melakukan serangkaian perjalanan untuk mencari leluhurnya Utnapishtim yang telah diberikan kehidupan kekal.
Pada 2016, saya membuat sebuah hipotesis bahwa Epik Gilgamesh adalah sesuai dengan kondisi di Indonesia, dari deskripsinya seperti sangat ramai dengan suara burung dan jengkerik, serta teriakan monyet di pepohonan.
Nusasura bisa berasal dari kata "nusa" dan "asura", yang berarti pulau Asura (juga dikenal sebagai Sura dan Asurya), yang dalam mitologi dharma adalah kelas makhluk ciptaan atau dewa yang mencari kekuasaan.