Mohon tunggu...
Dhamas Surya Sundaru
Dhamas Surya Sundaru Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang yang hanya ingin melihat dari sisi yang berbeda. Seorang yang jauh dari jurnalis tapi berkeinginan menjadi penulis. nampang di surat kabar saja tak pernah, apalagi di majalah2 TOP.. semoga dengan nge-blog semua dapat tersampaikan. mohon bimbingannya....

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Strategi Jitu Pemasaran Susu

1 Juni 2010   08:13 Diperbarui: 4 April 2017   16:55 2144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_155362" align="aligncenter" width="241" caption="Ma... dedek ga mau susu formula! (dok pribadi, januari 2010)"][/caption]

Dalam dunia bisnis,orang awam seperti saya selalu mengatakan hal terpenting adalah pemasaran. Nah, saya bukan seorang marketing. Kalau ada yang kurang berkenan, maaf ya... kan saya dah bilang, menurut orang awam seperti saya.

Teori pemasaran (entah teori siapa ini) terdiri dari 4P. Product , Price, Place dan Promotion. Perpaduan dari keempat elemen penting ini disebut marketing mix (kalau tidak salah). Nah.. menarik bagi saya mengenai pemasaran Susu Formula. Ibarat buah simalakama, begitu saya melihatnya.

Dipandang dari segi bisnis, pemasaran susu Formula ini memnjanjikan keuntungan berlimpah dan menuju sukses dalam dunia bisnis. Product, Price dan Place sudah terpenuhi dan berani bersaing. Yang menarik disini adalah sistem promosinya. Bukan bermaksud menyinggung bagi anda pekerja yang bekerja di susu formula, atau bahkan pemilik dari susu formula, atau pihak-pihak ketiga lainnya.

Hal ini murni dari apa yang saya amati di sekeliling saya. Kebetulan ayah saya adalah pekerja di sebuah dinas yang berhubungan langsung dengan kesehatan. Meski sebagai pegawai biasa, ayah saya sering bercerita tentang polemik yang dihadapi di lapangan. Termasuk dengan Susu Formula.

Di kabupaten sebelah, (enggan ah menyebut namanya) promosi dari susu formula dibilang jenius Ibarat mengakap ular, sang distributor langsung memegang kepala ularnya. Maksudnya, sang distributor enggan untuk berpromosi gencar di bawah. Namun, langsung melakukan gebrakan di kalangan atas. Kalangan atas disini bukanlah pejabat, melainkan rumah bersalin yang pastinya menjadi pucuk dari sistem persalinan. Sang distributor mengiming-imingi bonus serta hadiah, dimulai dari hadiah kecil-kecilan sampai tiket umroh ke tanah suci (Mantap deh pokoknya). Lalu, apakah sang distributor ini memberikannya dengan Cuma-Cuma?

Tidak ada yang turun dari langit dengan Cuma-Cuma. Semua itu butuh usaha dan doa. Sepenggal lagu yang sangat pas dengan keadaan ini. Jika rumah bersalin menginginkan hadiah dan bonus itu, tentunya rumah bersalin hendakalah bisa menjual sejumlah xxx (berapa yang telah disepakati) kepada konsumen. Nah, hal inilah yang membuat saya terheran-heran. Dengan adanya stimulus positif seperti itu, akhirnya mau tidak mau pihak rumah bersalin akan berbondong-bondong berfikir dengan keras bagaimana supaya susu formula ini bisa berpindah kepada konsumen. Akhirnya, dipililah opsi memasukkan susu Formula ke dalam paket persalinan.

Jadi, dalam paket persalinan tersebut sudah termasuk susu formula sehingga menurut pihak rumah bersalin, hal ini akan saling menguntungkan. Dimana pihak rumah bersalin memperoleh untung karena berkesempatan mendapatkan hadiah, serta dari pihak pembeli mendapatkan harga yang relatif lebih murah dari harga pasar. Sebuah strategi pemsaran yang sangat brilian.

Nah, silahkan pembaca berkesimpulan sendiri. Tapi saya justru salut dengan kabupaten satunya lagi. Pemkab yang mempunyai perda tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Air Susu Ibu Eksklusif. Perda yang dimaksud adalah Perda Nomor 7 Tahun 2008. Dimana bisa dipastikan, tidak akan ditemukan susu formula di tempat persalinan.

***********Semoga apa yang saya dengar, tidak semuanya benar.Kalaupun benar, semoga ibu-ibu itu tau apa yang terbaik untuk bayinya. Amin.*************

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun