Bukankah puisi yang ku tulis itu berkisah,
tentang gadis yang lelah
Seperti hujan yang basah
Membasahi kenangannya hingga pasrah.
Selain hujan,
Masih ada yang ingin menjadikannya kekasih
Yang turun mengadu letih
Yang deras mengabarkan pedih
Kota itu ingat akan kau yang gigih
Menerjang deras dengan arah
Menahan angin dan dingin
Menyimpan pedih dengan ingin
Lampu kota menerawang menemani malam
Membimbing ke jalan tanpa genangan
Yang isinya penuh lubang yang terkenang
Untuk gadis malam dideras hujan
Yang berkendara bersama angin dan dingin
Yang membasahi tangan mungil
Tangan kecil yang menggigil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H