Mohon tunggu...
Dhaifullah GymnasstiarFarras
Dhaifullah GymnasstiarFarras Mohon Tunggu... Politisi - MAHASISWA

Meminati filsafat, sejarah, politik dan senyumanmu yang indah IG @daveiullahgf

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Teras? (Stoicisme)

2 Januari 2023   22:49 Diperbarui: 3 Januari 2023   22:17 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti apa Aliran stocisme, dan bentuk stoic itu?

Dia yang gagal mendapatkan obyek keinginannya akan kecewa, dan yang mengalami hal yang ditakuti akan merasa malang. Maka, hapus rasa takutmu, dari hal-hal yang berada di luar kendali mu, dan fokus lah hanya pada hal-hal yang berada dalam kendali mu.

Epictetus, Enchiridion, 2. 1-2 

Kira kira sekitar 300 tahun sebelum masehi atau sekitar 2.500 tahun yang lalu terdapat seorang pedagang tekstil kaya dari siprus turki bernama zeno. Pada saat berlayar untuk mberdagang kapal zeno pecah dan jiwanya terdampar di tepi laut Athena, namun hartanya hanyut oleh ombak laut. Di Athena lah zeno mempelajari filsafat dan meninggalkan profesinya sebagai pedagang. Zeno belajar dari berbagai filsuf yang berbeda dan kemudian ia mengajari filosofinya sendiri. Ia senang mengajar di sebuah teras berpilar di sisi utara agora ( tempat orang orang Athena berdiskusi). Dalam bahsa yunani teras disebut dengan “Stoa”, sejak saat itu pengikut aliran zeno disebut dengan kaum stoa, atau stoicisme. Dimana pada saat ini dikenal dengan nama filosofi teras.

 Dari zeno filsafat stoa ini dikembangkan oleh filsuf lain, mulai dari yunani hingga romawi. Tokoh filsuf stoa yang sering kita dengar yaitu senecca, Epictetus, dan Marcus Aurelius.

Aliran stoa membagi filsafat ke dalam tiga bagian yaitu logika, fisika dan etika. Logika dan fisika umunya sebagai dasar etik. Maksud dari etiknya yaitu memberi petunjuk sikap sopan santun dalam kehidupan, atau bisa disebut sebagai landasan moral.

Logika                                                                    

Logika kaum stoa dalam memandang kebenaran yaitu bertentangan dengan logika aristoteles dan plato, kaum stoa memandang sebuah kenyataan yaitu dengan melihat sesuatu tidak yang ada pada ingatan atau termasuk idea, menurut kaum stoa realita yang sebenarnya yaitu sebuah realita yang benar benar kita lihat, itulah yang disebut dengan realita. Jadi ketika kita melihat sebuah kenyataan lalu tercerap dan tertanam dalam ingatan kita lalu terkumpul sehingga menjadikan pengalaman hal tersbut menurut kaum stoa bukan lah sebuah realita. Jadi kaum stoa fokus memandang sesuatu yang saat ini terjadi dan dicerna oleh penglihatan dan ingatan kita, serta dalam memutuskan sebuah realitas tanpa harus melalui sebuah proses pengumpulan ide ide. Hal tersbut sejalan dengan konsep fisik dan praktis kaum stoa

Fisika

Stocisme secara fisika lebih menjelaskan kepada konsep teologis, dengan menyandarkan organisasi rasional kosmos (alam semesta), lebih tepatnya fisika stoic berfokus pada alam dan entitas. Jika di sederhanakan fisika stoa menjelaskan tentang  dua entitas yaitu tuhan dan materi, dimana tuhan disini merupakan entitas yang bisa disebut dengan GOD, Zeus, api kreatif (creative fire), ether, logos, akal dunia (reason of the world), jiwa dunia (soul of the world), hukum alam (law of nature), takdir (providence), nasib (destiny). Tuhan merupakan suatu dzat yang menggerakkan materi. Oleh karena itu menurut kaum stoa alam semesta ini ditentukan oleh sautu kuasa yang disebut legos (pikira semesta) oleh seba itu smeua kejadian tunduk kepada hukum alam yang berjalan, manusia tidak dapat mengelakkan, manusia akan hidup bijaksana­ (virtue) dan bahagia bila ia bertindak sesuai dengan rasionya . jika memang demikian ia akan menguasai nafsu nafsunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun