Berdasarkan hasil studi tanah, insinyur geoteknik akan memilih jenis fondasi yang paling sesuai. Ada beberapa jenis fondasi yang umum digunakan dalam proyek konstruksi, yaitu:
- Fondasi Dangkal (Shallow Foundation): Digunakan untuk bangunan dengan beban ringan atau di tanah dengan daya dukung yang tinggi. Contohnya adalah fondasi telapak dan fondasi pelat (slab foundation).
- Fondasi Dalam (Deep Foundation): Digunakan saat tanah permukaan tidak cukup kuat untuk menopang struktur. Fondasi dalam melibatkan pemasangan tiang pancang (piles) atau sumuran (caissons) ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam dan lebih stabil.
Setiap jenis fondasi memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada kondisi tanah, beban struktur, dan faktor lingkungan lainnya.
 4. Tantangan dalam Teknik Geoteknik
Teknik geoteknik menghadapi beberapa tantangan, terutama di lokasi dengan kondisi tanah yang sulit, seperti tanah liat yang sangat lunak, pasir yang mudah longsor, atau tanah ekspansif. Beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain:
- Liquefaction (Pencairan Tanah): Terjadi saat tanah jenuh air kehilangan kekuatan akibat getaran, seperti selama gempa bumi, yang dapat menyebabkan bangunan runtuh.
- Tanah Longsor: Terjadi di daerah lereng curam atau di tanah yang tidak stabil, yang memerlukan teknik stabilisasi khusus seperti pemasangan dinding penahan atau perkuatan tanah.
- Penurunan Tanah (Settlement): Terjadi ketika tanah tidak mampu menahan beban bangunan, yang dapat menyebabkan pergeseran atau retakan pada struktur.
Solusi untuk tantangan ini melibatkan teknik stabilisasi tanah, penggunaan material yang lebih kuat, atau metode perbaikan tanah seperti grouting dan preloading.
 5. Teknologi dan Inovasi dalam Teknik Geoteknik