“Anda lihat negara – negara semenanjung skandinavia? Mereka semua jauh lebih maju dan makmur daripada negara – negara yang menjadikan agama sebagai dasar negaranya dan dasar pemerintahannya” kata Bramantyo setelah selesai melakukan sesi tanya jawab tugas jurnalistiknya.
“untuk negara dengan usia mencapai lebih dari setengah milenium, adalah wajib bagi negara kawasan itu untuk memakmurkan rakyat mereka, anda melihat dari persepsi kacamata yang salah, membandingkan kemamuran negara berusia lebih dari separuh milenium dengan negara – negara yang baru terbentuk setelah Perang Dunia I dan II”
“namun mereka lebih makmur daripada negara – negara berbasiskan agama, akui sajalah”
“anda harus mengakui juga fakta sejarah, saat perpecahan atau kehancuran sebuah negara terjadi dimasa pemerintahan tidak mampu mensejahterakan rakyat, contohnya hancurnya kekuasaan tsar di Rusia dalam revolusi Bolshevik”
“itu lain hal”
“lain hal bagaimana?”
“itu motif ekonomi yang membuat masyarakat bergejolak, anda lihatlah bagaimana jepang dan negara – negara asia timur lainnya maju tanpa membutuhkan agama”
“tadi anda mengatakan permasalahan agama penyebab ketidak majuan sebuah negara, sekarang anda berbicara soal motif ekonomi dengan contoh negara asia timur, apa yang anda masudkan? Jepang? Jepang merupakan negara maju, bahkan sebelum ia diluluh lantakkan oleh bom atom tahun 1945, Korea selatan? Semenanjung korea merupakan medan perang ideologi antara Komunis dengan Kapitalis, kemajuan Korea Selatan banyak dibantu oleh Jepang, sebagai sesama sekutu Amerika Serikat, Chinakah? China semenjak masa Mao merupakan negara berbasis manufaktur, terutama besi dan baja, kebijakan Deng Xiaoping dengan pintu terbukanya tentu saja menjadikan China melesat menjadi negara maju dengan mengandalkan basis dasar manufaktur besi dan bajanya serta ditompang oleh jumlah penduduknya yang terbesar di muka bumi, karena apa? Karena dia menyadari tragedi Tiannamen sebagai pertanda hancurnya negara China jika tidak melakukan perubahan radikal dalam pengambilan keputusan untuk memakmurkan rakyatnya”
“justru argumen anda semakin memperjelas bahwa tanpa agama, negara dapat semakin maju”
“maju yang bagaimana anda maksudkan? Dengan liberalisasi disegala bidang? Apa keuntungan bagi rakyat”
“rakyat menjadi semakin sejahtera, anda harus akui itu”
