Saya setuju dengan pendapat tokoh ini. Hanya bila kita percaya betapa pentingnya hidup, maka kita akan memiliki gairah untuk mengisi kehidupan tersebut dengan cara menggali potensi terbaik yang terdapat pada diri kita.
Keteguhan Motivator Nasional Mario Teguh, untuk memberikan motivasi hidup bahagia dan pesan sukses di tengah lautan pesimisme yang melanda sebagian besar anak bangsa patut diapresiasi. Ya, melalui komentar-komentar singkatnya di Face book dan melalui penampilan berkalanya di sebuah televisi nasional, sang motivator yang terkenal dengan sapaan khas " SALAM SUPER" ini, tak lelah- lelahnya mengajak segenap anak bangsa untuk tetap optimis dan percaya pada kehidupan. Yaitu bahwa hidup itu sangatlah bermakna, berharga dan karena itu selalu ada harapan disana. Saya setuju dengan pendapat tokoh ini. Sebah hanya bila kita percaya betapa pentingnya hidup, maka kita akan memiliki gairah untuk mengisi kehidupan tersebut dengan cara menggali potensi terbaik yang terdapat pada diri kita. " Pergunakan waktu untuk menyelesaikan masalah, bukan untuk meratapi duka". Motivasi super semacam inilah yang kami tangkap dari ceramah-ceramah sang tokoh ini serta motivator lainnya. Pesan optimisme ini pula yang menjadi barang langka hari ini. Lihatlah topik-topik liputan berbagai media kita, dan beragam suguhan sinetron yang seringkali justru mengajak kita untuk apatis menjalani hidup. Betul, bahwa disana-sini memang kita menemukan berbagai ketidakberesan. Namun demikian, apakah beragam ketidakberesan tersebut cukup dijadikan menjadi dalil pembenar bahwa meratapi masalah sebagai sesuatu yang sehat ? Jika saja dengan meratapi atau mencaci maki ketidakberesan tersebut, lalu tugas dan tanggung jawab kita sebagai anak bangsa sudah terbebas dan tertunaikan, that's no problem. Sayangnya, tidak demikian adanya. Setiap kita justru harus bertanggung jawab terhadap apapun perbuatan kita, termasuk bertanggung jawab terhadap bentuk respon  terhadap suatu masalah . Anthony Robbin seorang motivator dunia mengatakan, suatu masalah belum tentu menjadi masalah bagi anda. Tetapi sikap anda terhadap masalahlah itulah  yang menentukan apakah suatu masalah itu berdampak destruktif bagi anda atau sebaliknya. Tokoh ini lebih lanjut mengajarkan tips jitu dalam merespon suatu masalah dengan mengajak kita untuk " silent"  ( berhenti untuk berfikir ) sejenak sebelum menetapkan pilihan respon atas seuatu masalah. Luar biasa. Hemat kami,  Pesan-pesan super the great motivator Mario Teguh - dengan mengajak kita untuk tetap positif thingking dalam menilai suatu masalah, senafas dengan nasihat brilian Anthonny Robbin diatas. Sebab hanya dengan pikiran yang jernih, hati yang bening maka seseorang dapat menemukan mutiara hikmah  yang seringkali tidak kasat mata dalam struktur bangunan suatu masalah. Dengan etos inilah, para bintang Insani, dan jawara kehidupan berhasil mengubah pasir kepedihan menjadi mutiara bernilai tambah tinggi. Ciputra mengatakan, " mengubah sampah menjadi emas". So, apa yang salah dengan ajakan tersebut? Kekecewaan seorang kompasianer atas ketidaksantunan staf Mario Teguh, tentu sah-sah saja. Namun, demikian, kealphaan staf tersebut, tidak cukup memadai untuk dijadikan argumen, apalagi sebagai justifikasi  untuk "mesdiskreditkan" sang tokoh. Meski demikian, saran konstruktif beberapa Kompasianer, khususnya yang ditujukan kepada tim Motivator Super, tentu patut juga dijadikan masukan berharga. Indonesia membutuhkan banyak motivator-motivator hebat seperti Mario Teguh , Andri Wongso, Tung Desem Waringin, Ary Ginanjar, Jansen Sinamo, yang menawarkan cara baru menjalani hidup smart dan bahagia setiap detik. Kita berharap karya -karya para motivator tersebut dapat menjadi sumbangsih bangsa ini untuk mewarnai peradaban dunia yang lebih baik . Salam Super dan Salam Kompasiana !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H