Tak ada harapan terbaik bagi Bangsa Indonesia, kecuali memohon kepada para patriot bangsa yang saat ini sedang sibuk berlatih di TImnas, agar dapat mempersembahkan permainan terbaiknya-dan menjadi Juara. Inilah kado terbaik TImnas untuk Indonesia. Buktikan sobatku, Indonesia bangsa Juara ! Now or never !
Menjadi bahagia dan sukses adalah impian setiap orang. Saya percaya itu. Saya sudah riset di internet. Terbukti kata " bahagia" dan kata " sukses" adalah dua kata terbanyak yang di klik/dicari orang. Sayang kesukaan banyak orang terhadap kedua kata tersebut, tidak beriringan dengan fakta kehidupan nyata hari ini .
Sekedar memberikan contoh. Dalam buku Tung Desem Waringin Financial revolution, dijelaskan umumnya 70 - 90% uang beredar di bumi ini hanya dikuasai oleh 5% orang Kaya. Sisanya yakni 10% sumber daya kekayaan dunia harus dibagi oleh 90 % orang. Ironisnya, bila kekayaan dunia dibagi rata kepada setiap orang dalam jumlah yang sama, dalam waktu lima tahun kemudian, komposisi kekayaan akan kembali seperti sedia kala, ha,,ha,,,ha.
Tentu data statistik tersebut, akurasinya boleh dipertanyakan. Tetapi sebagai sebuah perbandingan, cukup masuk akal-karena faktanya dilingkungan kita pola perbandingan kaya - miskin, terdidik dan tidak terdidik juga tak jauh dari pola tersebut . So, tak usah fokus pada perdebatan angka ini. Tapi mari kita analisis substansi masalahnya. Kenapa bisa kesenjangan kesuksesan bisa demikian menganga?
Dalam buku rahasia sukses para juara, kami juga menemukan beberapa data penting, yang menjadi pembeda orang sukses dan orang biasa. Yaitu bahwa umumnya orang sukses dan kaya itu adalah manusia biasa dengan etos kerja luar biasa. etos kerja luar biasa merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan sekaligus menjadi benang merah dalam setiap kesuksesan dalam profesi manapun.
Mari kita lihat pengejawahtaran rahasia sukses diatas dalam konteks dunia tulis menulis.Kebetulan, minggu-minggu terakhir ini, kami sedang belajar tentang cara paling sederhana mengajarkan teknik menulis dan mengelola media untuk konsumen kami di Kalimantan. Tanggung jawab baru tersebut membuat kami harus belajar dari banyak ahli.
Luar biasa, dari penelusuran berbagai literatur baik internet maupun buku-buku, hingga detik ini ( proses penulis bahan presentasi sdh nyaris mendekati 3 Minggu ) tidak menemukan rumusan paling sederhana dalam mengajarkan ilmu dan keterampilan tersebut. Aneh, pikir penulis. Dunia ini sdh punya ratusan juta penulis, dan terdapat ratusan ribu media, kok rahasia ini belum juga dipublikasikan.
Nah, dari kegagalan menemukan rumusan smart dan sederhana tentang metode pengajaran jurnalistik tersebut, memotivasi kami untuk memikirkan benang merah kesuksesan diatas dan menemukan satu kata yang hingga hari ini menari-nari di kepala penulis. Kata itulah menurut sejumlah pakar sebagai "mantra" sukses para penulis hebat. Kata itu pula yang menurut sejumlahpakar paling tepat untuk menggambarkan rahasia sukses para penulis hebat diberbagai bidang. Kata tersebut juga menjadi semacam ruh kejuangan seorang jurnalis sekaligus pembeda antara jurnalis biasa dan jurnalis luar biasa. Apa itu? Sabar dulu dong,,,,,,,,,,nanti diakhir tulisan ini akan dibuka.
Sebelum kita mengetahui " mantra Sakti" tersebut ada baiknya kita samakan dulu pengertian kita tentang etos kerja luar biasa. Orang biasa dengan etos kerja luar biasa, mengingatkan kami juga tentang buku karya Michael I Hurt yang mempubikasikan 100 tokoh paling berpengaruh dimuka bumi. Buku ini hebat sekali menurut kami. Secara singkat, buku tersebut menegaskan, bahwa manusia paling hebat dan berpengaruh ada Nabi. Dan Nabi paling hebat adalah manusia biasa. Dengan demikian, apa dong rahasianya sehingga sang Nabi tersebut bisa menjadi luar biasa?
Hemat kami rahasianya adalah terletak pada kekuatan mental juang para nabi tersebut. Komitmen mereka untuk melayani manusia tidak saja ditampakkan, dalam bentuk keteladanan mempersembahkan karya terbaiknya, namun lebih dari itu mereka juga bersedia mewakafkan hidupnya untuk kebaikan sebanyak mungkin orang.
Umumnya para Nabi melewati tantangan dan penderitaan tiada tara. Tantangan yang mereka hadapi dalam menegakkan kebenaran yang diyakini nya tersebut, nyaris tak sebading dengan kualitas tantangan atau penderitaan yang kita hadapi. Namun, mereka tetap tegar, fokus pada tujuan akhir, kekeuh memegang prinsip. Mereka juga tetap bahagia hidupnya dari awal hingga akhir hayatnya berselansar dalam gelombang ujian yang tiada henti tersebut. Kisah para Nabi dan juga kisah para orang sukses dimanapun nyaris tak lepas dari akumulasi tantangan dan penderitaan. Hidup mereka adalah menebarkan kebajikan baik dengan wacana, maupun dengan tindakan nyata sebagai role model otentik dalam mengatasi masalah dan menjadi solusi maker. Hal yang sama dialami para penulis hebat, dan para jurnalis senior semakin meneguhkan prinsip kesuksesan abadi yang juga sudah kita warisi, " berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian- bersakit-sakit dahulu, barulah menikmati buah perjuangannya kemudian".
Dalam dunia jurnalistik, reportase investigasi masih merupakan metode paling tinggi nilai pelaporannya. Melalui metode investigasi seorang jurnalis dituntut untuk dapat menggali fakta dibalik peristiwa, sambil menjaga keselamatan dirinya. Seringkali sang jurnalis harus menelisik jalan berliku sebuah persitiwa, merangkainya dengan smart dan lalu juga dituntut untuk mampu menghidangkannya kepublik dengan bahasa paling mudah dipahami. Luar biasa.
Pertanyaannya, mungkinkah pekerjaan penuh resiko dan sarat tantangan tersebut diberikan kepada jurnalis rabun Ayam? Mungkinkah tugas maha berat tersebut dipikul oleh para jurnalis yang terbiasa duduk dibalik meja? Jawabannya tentu saja tidak. Menjadi penulis atau jurnalis hebat dengan demikian membutuhkan elan kejuangan, daya tahan prima, konsistensi dalam memegang prinsip dan komitmen untuk mempersembahkan karya terhebat bagi kepentingan khalayak ramai. Itulah etos kerja para maestro - yaitu orang biasa dengan etos kerja luar biasa. Etos ini disebut dalam satu kata, VITALITAS.
Vitalitas adalah mengerjakan hal biasa dengan cara luar biasa. Vitalitas seorang jurnalis tangguh tak hanya tampak dari kecerdikannnya dalam menemukan peristiwa dan jalan ceritanya, tetapi ia juga dituntut untuk tetap smart dalam melakukan cek, ricek, tripel cek jalan cerita tersebut. Sukses dengan dua tahapan tersebut, sang jurnalis itu juga harus cerdas menentukan sudut berita, menentukan lead atau intro dan terakhir adalah menulis berita dengan bahasa yang lugas, jernih, dan mudah dipahami oleh pembacanya. Mungkingkah pekerjaan tersebut dilakukan oleh mereka yang tidak terlatih? Mungkinkah pekerjaan tersebut ditunaikan oleh jurnalis tanpa visi kesempurnaan dan motivasi superior?
Mau Contoh Lainnya, yuk kita lihat permainan hebat timnas sepak bola kita. Mereka sebentar lagi akan berlaga dilapangan hijau dengan Filippina. Tak ada harapan terbaik bagi Bangsa Indonesia, kecuali memohon kepada para patriot bangsayang saat ini sedang sibuk berlatih di Timnas, agar dapat mempersembahkan permainan terbaiknya-dan menjadi Juara. Inilah kado terbaik Timnas untuk Indonesia. Buktikan sobatku, Indonesia bangsa Juara ! Sdrku, ajari kami, bagamana para juara sejati bermain indah, gigih, penuh vitalitas dilapangan hijau. Tolong rebut piala itu dan arak keliling Indonesia, untuk membutktikan kita bangsa Juara. Kalau bukan kita siapa lagi. Now or never !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H