Mohon tunggu...
DH. ISMAIL Motivator
DH. ISMAIL Motivator Mohon Tunggu... -

DH.ismail, M.Si Penulis buku Rahasia sukses para juara dan etos bisnis tiada merugi. Saat ini aktif sebagai Pengusaha dan Pemimpin Redaksi majalah CSR Review, serta Wakil Pemimpin Umum Majalah JSR. Tokoh muda ini juga aktif memberikan konsultasi dibidang pengembangan diri dan kewirausahaan bagi UMKM di berbagai daerah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup Adalah Soal Perspektif, Yuk Share & Connecting di Kompasiana!

16 November 2010   08:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:34 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chart ini selalu memesona para kompasianer,,,he,he,,he,,

“Dimana bumi dipijak, disitulah kau harus berjuang. Karena hidup adalah perjuangan. Perjuang untuk menabur amal sebanyak mungkin- karena kita tak pernah tahu persis mana amalan kita yang bisa membuat hidup kita menjadi cahaya setelah ketiadaan jasad ini. Yang pasti tugas minimal kita orang hidup adalah memastikan kebajikan lebih besar dari kemungkaran diri ” Ungkapan bijak diatas telah sering kita dengarkan. Mudah mengucapkan, tetapi terlalu sulit untuk melaksanakannya secara konsekwen. Chairul Anwar mengatakan, ” Aku ingin hidup seribu tahun lagi” hemat penulis juga dimaksudkan  dalam konteks tersebut. ” Hidup adalah perbuatan” tegas Mantan Ketum PAN Sutrisno Bachir juga setali tiga uang, mengukuhkan kebenaran tesis diatas.

Selain argument diatas, motivasi lain untuk menjadi on liner aktif juga didasari oleh filosofi hidup penulis  lainnya yakni” hidup adalah pengaruh dan mempengaruhi-Jadilah pengaruh yang baik bagi generasi berikutnya” . Nah, dengan landasan pemikiran tersebut, singkat kata singkat cerita jadilah kami menjadi aktivis di dunia maya atau on liner. Namun kami kami tak mau menjadi “rajawali” yang hanya melihat dunia dari atas awan, tanpa terlibat aktif berinteraksi, share and connecting dengan sebanyak mungkin orang dan lalu mengoceh tentang dialektika hidup. Untuk itu kami membutuhkan sebuah wadah baru yang memungkikn dialog konstruktif saling asah-asih dan asuhantara onliner terjadi. Model interaksi terakhir ini digambarkan sebagai manajemen kerja ala cacing oleh M. Yunus si Pendiri Grameen Bank itu.

Nah, kemudian kami aktif menjadi facebooker. Melalui media temuan seorang anak muda bervisi wirausaha ini kami berhasil mengenalkan pemikiran kami tentang rahasia sukses para juara dan etos bisnis tiada merugi. Kedua buku tersebut berhasil kami jual melalui media ini. Saat ini kami berhasil mendapatkan teman ” terpilih” sekitar 4000 orang.

Namun, meski telah berupaya selektif memilih teman di facebook tersebut, terasa teramat sulit rasanya menemukan sahabat-sahabat yang bisa diajak share, membahas masalah tertentu secara serius. Umumnya komentar sahabat –sahabat facebookers sangat ringkas, malah cenderung kering dari argumentasi kritis.

Fakta tersebut kemudian mendorong kami untuk membentuk komunitas baru dengan mendirikan forum baru bernama” komunitas sang guru bangsa” juga di face book. Tim Admin yang terdiri dari 10 orang yang terdiri dari teman-teman muda visioner, lintas profesi dan bertekad menjadikan forum tersebut sebagai wahana mengembangkan spriti nasionalisme dan membangun SDM unggul.

Dengan penuh semangat kami bergiliran meramaikan komunitas tersebut dengan menuliskan artikel-artikel inspiratif, motivational dan beragam tema pengembangan diri lainnya. Dalam satu bulan, kami berhasil merekrut anggota kurang lebih 600 orang, dan berhasil pula menyuguhkan tema diskusi yang sangat beragam. Namun, memasuki bulan ke 2, kebosanan kembali menerpa founding fathers komunitas tersebut- meski hingga saat ini masih terus berlanjut.

Dus, pengalaman jatuh bangun membangun persahabatan inspiratif di alam maya tersebutlah kemudian mendorong kami untuk mencoba media sosial lainnya hingga kami aktif di Kompasiana. Ya, sejak 19 September 2010 tercatat secara resmi menjadi warga kompasiana dengan tulisan perdana berjudul: Revolusi Sukses ala Kompasiana. Luar biasa, tulisan demi tulisan kami selanjutnya di forum ini mendapat apresiasi yang sangat baik dari teman-teman, juga mendapatkan feedback yang sangat konstruktif. Pergaulan kami dengan para kompasianer yang beragam latar belakang pendidikan, profesi, tanpa terasa mulai ikut memperkaya prespektif kami  tentang kehidupan bermutu.  Seringkali kita merasa bahwa ide kita benar, pemikiran kita brilian, tanpa terlebih dahulu dishare dengan orang  lain. Akibatnya kita bagai katak dibawah tempurung, merasa telah optimal bekerja, berpikir, berinteraksi, menjalani kehidupan, tetapi sesungguhnya belum signifikan.
12898884451043897729
12898884451043897729

logo kompasiana biasanya dipakai oleh admin ( sumber: kompasiana)

Hanya dengan share dan connecting dengan sebanyak mungkin orang, kita bisa tumbuh dan efektif dalam menggapai potensi terbaik kita. Sebuah pepatah bijak mengatakan, ” pisau diasah oleh batu, tetapi manusia diasah oleh manusia lainnya”.

Forum ini terlalu sempit untuk mengutarakan alasan kami menjadi kompasianer. Sebagai share buat sahabatku tercinta, secara singkat kami tuliskan setidaknya ada 9 alasan kami menjadi kompasianer aktif yaitu:

1.Promosi yang efektif. Setiap tulisan yang diposting di kompasiana otomatis connecting dengan google dan Yahoo.. Artinya, kompasiana membantu kompasianer dalam mempromosikan ide dan pemikirannya dalam waktu yang sangat singkat keseluruh jaringan google dan Yahoo.

2.Share; Kompasiana melalui para kompasianer menjadi media yang efektif untuk berdiskusi tentang topik tertentu dari berbagai prespektif.

3.Cepat mengetahui perkembangan informasi; Kompasiana Menjadi Opinion leadher dalam isu serta reportase berita tertentu. Berkompasiana membuat kita cepat mendapatkan perkembangan isu dari berbagai pojok indonesia secara cepat.

4.Media Kompetisi. Kompasiana memacu para kompasianer untuk berkompetisi dalam kebajikan dengan tersedia beragam lomba yang bisa diikuti. Mengasah kapasitas berlomba itu perlu untuk menghargai kompetesi dan mengukur kompetensi bukan melulu urusan hadiah.

5.Media Persahabatan; Kompasiana juga menjadi media persahabatan yang efektif berdasarkan kesamaan profesi, kesamaan pemikiran dan sebagainya.

6.Referensi Ilmu Pengetahuan: Content tulisan yang beragam dikompasiana membuat komunitas ini menjadi pembelajaran bagi anggotanya.

7.Media untuk mengevaluasi diri; menjadi kompasianer berarti harus siap dikritisi. Komentar terhadap tulisan kita di forum ini sangat beragam dan kritis. Karena itu, menjadi kompasianer berarti harus siap menerima pandangan berbeda bahkan kritik pedas dari anggota yang lain.

8.Media menyimpan tulisan & Media Promosi Keahlian: forum ini juga bisa berfungsi menyimpan tulisan dan pemikiran serta media efektif dalam mempromosikan keahlian kita.

9.Media melatih kepedulian sosial: ada banyak masalah dan kisah yang dipaparkan dalam forum ini dan juga beragam karakter para kompasianer membuat kita semakin peka atau peduli sosial terhadap kepentingan orang lain.

Setidaknya 9 alasan diataslah yang membuat kami tetap aktif hingga hari ini menjadi kompasianer. Melalui 9 langkah tersebut pula kami mengasah diri, membuka mata dan telinga atas masukan dan kritik pembaca serta menjalani hidup semakin smart setiap hari.

12898886531995660268
12898886531995660268

kompasianer jadi bintang iklan kompasiana ( sumber;Kompasiana)

Usul bagi Kemajuan Kompasiana

Kemajuan kompasiana tentu saja sangat tergantung kepada stakeholder kompasiana itu sendiri terutama warga kompasianer dan pihak manajemen nya.  Semakin berkualitas dan solid warganya, maka kompasiana akan semakin tumbuh menjadi sekolah pembalajaran kehidupan dan keindonesiaan yang hebat. Demikian juga dengan pihak manajemen. Untuk menjadi media interaksi yang smart, bermutu dan sekaligus rumah pengembangan demokrasi yang hebat Kompasiana perlu melakukan langkah –langkah berikut ini:

1.Tegas menerapkan etika share and connecting. Sejauh ini caci maki masih terdapat di forum ini, khususnya dilakukan oleh mereka yang identitas dirinya tidak jelas. Fakta ini ibarat virus bisa menyebar kalau tidak diantisipasi sejak dini dan bisa membuat warga kompasiana hijrah. So perlu ketegasan kepada kompasianer yang belum pro etika dan mulai mempertimbangkan kebijakan agar seluruh warga kompasianer memperjelas identitasnya.

2.Standar penilaian terhadap tulisan perlu ditingkatkan. Opini tentu saja berbeda dengan reportase. Karena Indonesia hari ini sangat membutuhkan pemikiran, ketajaman analisa dari sebanyak mungkin warga bangsanya- untuk mengatasi beragam problem bangsa, maka rublik opini perlu mendapatkan promosi khusus. bila pentingnya penilaiannya dipisahkan dari reportase.

3.Admin dan tim Kompas Group perlu membentuk tim khusus sebagai talent commmite agar dapat berperan aktif mempromosikan pikiran-pikiran brilian dari kompasianer sehingga forum ini menjadi school of success bagi warga bangsa.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, retaknya gading adalah tanda dan pertanda keindahannya. Tks berat atas jasa Grup kompas menyediakan wadah interaksi ide dan sillaturahmi pikiran di forum bermutu ini. In God We Trust. Hidup adalah prespktif, yuk terus menerus mengasah prespektif kita untuk menggapai hidup bermutu melalui beragam forum dan khususnya di Kompasiana ini. Salam hangat dan salam sukses selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun