Mohon tunggu...
Dina Febiyanti
Dina Febiyanti Mohon Tunggu... Konsultan - Antropolog - penulis

coffee, susu, indomie, memasak, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Roman

Merdeka untuk Mu Biru Laut Wibisana : Pada Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

17 Agustus 2024   18:00 Diperbarui: 17 Agustus 2024   18:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt


Matilah engkau mati  

Kau akan lahir berkali –kali…

            Begitulah kutipan yang begitu melekat pada buku laut bercerita. Kemerdekaan Indonesia yang ke- 79 tahun ini tidak lengkap tanpa mu mas Biru laut  wibisana. Entah beliau tokoh fiksi atau memang benar adanya yang di tulis oleh Leila S. Chudori, namun ia cukup menggetarkan hati dan jiwa saya sebagai pembaca. Di hari kemerdekaan ini yang ke – 79 izinkan saya untuk menyampai seonggok tulisan tangan  saya yang mungkin belum sehebat perjuang mu mas Laut. Perjuangan mu dalam upaya membela keadilan, memberantas kekejian mereka, dan memperjuangkan hak  kemerdekaan, : merdeka dalam bersuara, merdeka untuk hidup yang layak, merdeka dalam menempuh pendidikan, dan merdeka hidup dalam kebebasan.

            Mas laut, perjuangan mu tentang  pergerakan tanam jagung kepada para petani  tidak ada yang berakhir sia-sia. Kutipan “ sajak seonggok jangung “ dari Rendra ,

“ aku bertanya :

Apakah gunanya pendidikan

Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

Di tengah kenyataan persoalannya..

            Biru laut wibisana, sata ini Negri mu sudah  merasakan kemerdakan di usia yang ke 79 tahun, melalui tangan mungil dan manis Leila s. chudori saya mengenal mu, sosok aktivis muda yang berjuang untuk melawan kegelapan  dan pembodohan. Perjuangan yang engkau  lakukan pasca 1965 hingga menjelang orde baru tetap akan terkenang di hati saya. Di dalam perjuangan akan selalu diiringi dengan langkah yang begitu berat, akan ada  pengkhianatan, jalan medan perang yang terjal, hingga dibungkamnya mulut untuk bersuara.

Laut biru, saat ini tanah air mu  sudah mengenal teknologi yang canggih dan mutakhir, tokoh yang kau agung kan pak Pramoedya Ananta Toer, kini sudah banyak dikenal oleh rakyat sipil lewat karya  bumi manusia,  yang sudah di tayangkan lewat karya visual yaitu film. Laut biru engkau kini menjadi salah satu tokoh yang tak kasat mata yang aku  kagumi dalam perjuangan pergerakan Indonesia . Melalu engkau lah, aku dan mungkin para pembaca novel Laut bercerita lainnya merasakan sakit dan beratnya perjuangan mu. Mengenyam pendidikan tidak hanya menjadikan dan menempah kita sebagai seorang pribadi yang berilmu pengetahuan, namun menjadikan pribadi yang meiliki sikap dan jiwa nasionalisme baik itu dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun