Smart city berarti hampir semua perangkat kebutuhan manusia di kota terhubung secara online dan dapat diakses melalui hardware atau device seperti smartphone. Tentunya smartphone membutuhkan paket data agar dapat berjalan sesuai fungsinya di dalam smart city.
Melihat grafik penelitian yang dilakukan E-marketer dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia terhadap pengguna internet dan penetrasi smartphone di Indonesia diatas, masih ada peluang bagi investor untuk berinvestasi di dalam penerapan smart city di Indonesia. Oleh karena itu, penulis disini akan membahas tentang investasi hardware dan paket data dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan untuk mendukung penerapan smart city di Indonesia. Lalu mengapa hardware dan paket data? Mengapa tidak software atau yang lainnya? Sebelum menjawab pertanyaan “mengapa”, penulis ingin membahas satu per satu mengenai permasalahan tentang hardware, paket data dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan smart city.
Investasi hardware murah
Investasi pada hardware yaitu smartphone dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan perusahaan hardware seperti ponsel pintar di Indonesia. Nantinya, kalangan warga tertentu yang berat dalam mengeluarkan uang tunai untuk membeli smartphone baru yang lebih murah dari harga pasaran ini, dapat mencicil dengan angsuran, bunga yang meringankan dan tanpa DP (Down Payment). Bahkan dengan syarat tertentu (seperti warga yang bukan perokok aktif, pengguna aktif di layanan smart city, dll), warga yang masih keberatan, dapat memperoleh smartphone secara gratis melalui subsidi atau kesepakatan hitam diatas putih lainnya.
Investasi paket data murah
Investasi paket data murah, khusus untuk aktivitas online yang berhubungan dengan smart city dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan perusahaan service provider di Indonesia. Bahkan diharapkan nantinya, masyarakat perkotaan dapat menggunakan paket data di smartphone-nya secara gratis ketika mengakses aplikasi atau situs yang berhubungan dengan smart city secara online (dengan cara didaftarkan melalui internet(dot)org, dll).
Software aplikasi smart city
Bicara tentang smart city, kita juga memerlukan aplikasi yang dipasang di smartphone. Kunci dari membuat aplikasi smart city adalah ilmunya. Jika kita sudah berinvestasi di hardware dan paket data, maka tinggal ilmu yang kita cari untuk membuat aplikasi sesuai kebutuhan. Banyak sekali aplikasi yang mendukung smart city yang sudah ada di pasaran, seperti aplikasi mobile banking yang multi-fungsi. Dengan dukungan dari tenaga ahli, diharapkan muncul banyak aplikasi lainnya yang sesuai kebutuhan masyarakat di smart city. Setelah aplikasi dibuat, masyarakat tinggal mengunduhnya di layanan toko aplikasi online sesuai sistem operasi smartphone masing-masing.
Mengaktifkan mobile banking
Dalam prosesnya, masyarakat kota yang telah memiliki smartphone dan berlangganan paket data secara rutin, diwajibkan memiliki rekening di bank dan mengaktifkan layanan mobile banking-nya. Cara ini akan mempermudah masyarakat kota dalam bertransaksi secara online seperti menambah saldo layanan smart city (contohnya seperti saldo jasa pembelian dan pengiriman makanan dan minuman secara online, saldo untuk kartu pembayaran angkutan trans, dll) , membayar listrik-air, melakukan transfer uang bank, dll. Semua dilakukan melalui sebuah hardware yaitu smartphone dan paket datanya yang telah terintegrasi dengan perbankan modern dan perusahaan lainnya yang mendukung penerapan smart city di Indonesia.
Sudah menjadi tugas bagi tenaga ahli keamanan yang berurusan dengan transaksi online untuk memberi proteksi di berbagai aktivitas online seperti mobile banking dan lainnya bagi warga di smart city. Selain itu, kita sebagai pengguna smartphone dan internet juga harus berhati-hati dalam beraktivitas online seperti mengunduh aplikasi keamanan di smartphone, rajin memperbarui database keamanannya serta mengunduh aplikasi yang legal di layanan toko aplikasi online resmi.
e-Commerce
Untuk mendukung perdagangan secara elektronik (e-Commerce), pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid 14. Latar belakang keluarnya paket ini, karena pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi negara digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Indonesia merupakan salah satu pengguna internet dan smartphone terbesar di dunia. Oleh karena itu potensi tersebut harus dimanfaatkan. Banyak sekali situs-situs belanja online baik dari Indonesia maupun luar negeri yang tersebar di internet. Aktivitas e-Commerce ini juga telah banyak membuka lapangan pekerjaan baik melalui perusahaan belanja online maupun perusahaan jasa pengiriman. Salah satu produk e-Commerce dari mobile banking adalah kartu debit online. Dengan adanya fasilitas ini, tentunya akan memberi kemudahan bagi pelaku e-Commerce untuk bertransaksi online dimana saja dan kapan saja.
Rokok atau hardware dan paket data?
Menurut riset, pengeluaran rokok masyarakat miskin Indonesia ternyata lebih dari cukup untuk membeli sebuah hardware dan paket data yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-harinya seperti menelepon, sms/chat dan terhubung online dalam ruang lingkup smart city. Rokok merupakan pengeluaran kedua terbesar dalam rumah tangga yang mencapai Rp 640 ribu per bulan (data Susenas 2015). Mengubah mindset boros merokok menjadi hemat hingga berhenti merokok memang sulit. Tetapi harus mulai dibiasakan sejak sekarang atau tidak sama sekali.
Angkutan konvensional vs angkutan online
Didukung dengan infrastruktur akses internet yang berkembang, visi smart city bukanlah impian lagi. Seperti rencana membuat semua angkutan umum di kota terhubung online dengan bekerjasama dengan perusahaan transportasi online di Indonesia. Rencananya, pembayaran angkutan umum dapat dilakukan dengan menggunakan kartu yang telah terintegrasi atau scan kode batang melalui smartphone. Dengan investasi yang mendukung program smart city, aktivitas seperti memanggil angkutan secara online diharapkan juga dapat mengatasi polemik antara angkutan konvensional versus angkutan berbasis online dengan membuat keduanya menjadi satu kesatuan yaitu angkutan umum berbasis online di dalam smart city.
Mengapa berinvestasi di hardware dan paket data? Mengapa tidak di software atau yang lainnya?
Hardware adalah salah satu fondasi dalam membangun smart city disamping infrastruktur lainnya. Dengan menggunakan hardware seperti komputer dan dengan tambahan ilmu, kita bisa membuat software aplikasi smart city. Sedangkan tanpa hardware walaupun punya ilmunya, kita tidak dapat membuat software aplikasi smart city.
Sementara itu paket data murah diharapkan juga dapat menjadi solusi mengurangi beban masyarakat dalam berkomunikasi (video call, menelepon dan chat) dan bertransaksi online di smart city.
Sarana yang lain seperti pengadaan software, akses ke perbankan modern, kecepatan internet,dll dirasa sudah cukup memadai di perkotaan, walaupun juga masih memerlukan pengembangan dari waktu ke waktu. Sedangkan pada kalangan warga tertentu, harga smartphone termurah dan paket datanya saja dirasa berat untuk diadakan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari (kecuali bagi warga perokok aktif). Untuk itu dengan adanya investasi pada smartphone dan paket data murah, dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.
Hardware dan paket data juga lebih banyak menjangkau ke banyak sektor melalui fungsinya seperti penyambung antara keuangan dan kebutuhan (jika ingin menambah pulsa atau saldo atau kuota tinggal melakukan akses ke mobile banking melalui smartphone kemudian memilih paket data lalu bertransaksi online yang berhubungan dengan smart city), dll.
Selain itu, berikut adalah tambahan ringkasan “mengapa” harus berinvestasi di hardware (smartphone) dan paket data yang murah berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Google (Memahami Konsumen Seluler di Indonesia, Mei 2013):
Diharapkan kedepannya, seluruh warga perkotaan di Indonesia mampu memiliki ponsel pintar sebagai pengguna aktif di layanan smart city (tidak hanya memiliki saja) dan pihak hulu mampu menekan biaya smartphone dan paket data hingga serendah-rendahnya (disamping itu, juga mengembangkan infrastruktur lainnya tentunya) dalam proses menerapkan smart city di Indonesia. Tentunya, investasi dan semua yang berhubungan dalam penerapan smart city di Indonesia ini membutuhkan proses yang tidak instan. Butuh tahapan demi tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, kita sebagai pemangku kepentingan harus bisa saling bekerja sama untuk mewujudkan impian ini bersama-sama. Sebagai penutup, seorang yang bijak pernah berkata,”Kita sebagai Warga Negara Indonesia sedang hidup di negara yang berkembang. Untuk itu tugas kita adalah mengembangkan negara ini ke arah yang lebih baik”.
***
Catatan: Investasi belum ditentukan pasti dilakukan oleh siapa. Dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta atau keduanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H