Pernahkah anda mengalami perundungan di sekolah? atau pernahkah anda melihat perilaku tersebut terjadi di sekolah anda? pasti hal tersebut sangatlah menggangu nurani kita bersama.Â
Namun yang miris adalah perilaku tersebut marak terjadi di lingkungan sekolah, bagaimana tidak FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia) mencatat selama januari-juli 2023 telah terjadi sebanyak 16 kasus perundungan di satuan pendidikan. Perundungan yang terjadi dilingkungan sekolah dapat memberikan dampak yang sangat serius bagi psikologis sang korban, bahkan pelaku pun tanpa terkecuali.Â
Selain dapat mengganggu aktivitas belajar, tentunya hal ini sangat tidak manusiawi. Bayangkan semisal anda dirundung oleh teman anda, kepala anda dimasukan ke dalam kloset yang penuh kotoran manusia lalu di foto dan disebarka di sosial media, apakah anda masih berani keluar dan bertemu sapa dengan orang-orang yang anda kenal?
ingatan tentang kejadian tersebut apakah tidak akan mengganggu anda ketika anda bertemu orang baru? apakah anda akan ketakutan ketika orang baru mengetahui hal itu? mengerikan bukan.
Sekolah yang kita bayangkan sebagai tempat yang nyaman dan aman untuk seorang anak belajar dan menitih masa depannya, malah menjadi tempat yang paling menyeramkan dan traumatik bagi korban. Â
Data di atas tentunya menjadi martir yang menghujam dunia pendidikan di Indonesia yang harus segera ditangani, demi merealisasikan "Merdeka Belajar" yang sesungguhnya. Maka dari itu, untuk mencegah perilaku tersebut terjadi di lingkungan sekolah, kita harus memahami apa itu perundungan, apa saja bentuk dan faktornya, dan apa alternatif solusinya. Kita perlu menindak masalah ini secara sangat serius demi melihat masa depan tanpa harus menunduk ketakuan
Perilaku Primitif Manusia
Perundungan adalah tindakan agresif yang dilakukan berulang kali dengan sengaja untuk menyakiti dan mendominasi orang lain. Pelaku, yang biasanya memiliki kekuatan lebih, memaksa korban untuk tunduk dalam hubungan yang tidak seimbang, mirip seperti hubungan antara tuan dan budak. Sederhananya, perundungan adalah bentuk penindasan terhadap yang lemah oleh yang kuat.Â
Tekanan psikologis yang konsisten menjadi ciri khas perilaku ini, di mana pelaku berusaha untuk membuat korban merasa takut dan tidak berdaya. Beberapa faktor yang memicu terjadinya perundungan adalah kurangnya pengawasan orang tua, lingkungan sekolah yang kurang suportif, dan pengaruh negatif dari media sosial serta tayangan hiburan. Â Lalu, seperti apa bentuk bentuk dari perundungan? berikut beberapa bentuk dari perilaku perundungan, antaralain:
1. Perundungan Verbal
Perundungan secara verbal, adalah perundungan yang mengutamakan kata-kata untuk menindas atau mendominasi korban. Kata yang dilontarkan dapat berupa ujaran kebencian, fitnah, ejekan, ancaman dan sebagainya.
2. Perundungan Non-Verbal
Perundungan non-verbal biasa dilakukan tidak menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan tindakan fisik baik secara langsung seperti menampar, memukul dan lainya. Maupun secara tidak langsung seperti menatap dengan sinis dan penuh ancaman, mencoret-coret tempat duduk korban dan lainnya.
3. Cyber bullying
Cyber Bullying merupakan tindakan perundungan yang dilakukan melalui sosial media, seperti menyebar video korban yang sedang dirundung, menghujatnya di kolom komentar postingan pribadi dan lainya.
4. Perundungan relasional
Perundungan yang terakhir ini, biasanya dilakukan dengan cara mengucilkan korban di lingkungan. membuat si korban merasa tidak punya teman ataupun orang yang bisa ia minta tolong.
Dapat kita simak di atas, bahwasanya perilaku perundungan ini merupakan suatu perilaku primitf, mengapa begitu? karena ini merupaka perilaku yang tidak mengindahkan harkat dan martabat seorang manusia.Â