Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi dance dan menonton series/film Menyukai anime, komik, series/drama, KPopers

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Filosofis Gunungan Wayang yang Mempresentasikan Kehidupan Manusia

14 Desember 2023   14:20 Diperbarui: 14 Desember 2023   14:25 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunungan dalam pentas pewayangan wayang kulit yang berwujud menyerupai gunung Gunungan ini juga dikenal dengan sebutan kayon yang berasal dari kata kayun (bahasa kawi).

Gunungan ini biasanya di gunakan untuk memulai dan menutup sebuah babak dalam pertunjukkan wayang. Fungsi lain gunungan yaitu digunakan untuk menggantikan api, angin, bencana, penanda perang, dan sebegainya. Bisanya gunungan di letakkan pada tengah-tengah condong ke kanan unutk memberikan tanda bahwalakon wayang belum dimulai. Sedangkan untuk memberikan tanda bahwa lakon wayang akan berganti akan di tancapkan di tengah condong sebelah kiri.

Gunungan sendiri di lambangkan sebagai hutan rimba. Menurut Loita, A. (2018) menyampaikan bahwa gunungan meruncing ke atas melambangkan bahwa manusia ini hidup menuju yang di atas yaitu Allah SWT. Gambar pohon melambangkan bahwa Allah telah memberikan pengayoman dan perlindugan kepada umatnya yang hidup di dunia ini. 

Selain gambar pohon, di dalam gunungan juga terdapat banyak gambar yang juga memiliki filososfinya sendiri. Gunungan di bagi menjadi 4 struktur yaitu Pucuk, Genukan, Lengkeh, dan Palemahan Pucuk dan genukan merupakan dunia atas. Lengkeh merupakan dunia tengah (Medium), dan Palemahan merupakan dunia bawah (Dunia Manusia).

Gambar raksasa di sebelah kanan dan kiri melambangkan penjaga tempat keramat mereka memilih siapa yang boleh masuk dan siapa yang tidak boleh masuk, sehingga tidak semua orang di bolehkan masuk kedalam tempat pengajaran ilmu batin.

Gambar banaspati melambangkan penjaga kesakralan. Hal ini karena dalam hidup di dunia banyak godaan, cobaan, tantanga, dan mara bahaya yang akan mengancam keselamatan. 

Gambar rumah melambangkan suatu tempat aau pendapa yang mengajarkan ilmu batin. Pintu rumah ini hanya dapat di buka dari dalam dan pintu ini sebagai jalan (Medium) untuk memasuki alam puncak atau dunia atas.


Gambar burung melambangkan pembatas antara Lengkeh dan Genukan Sayap burung melambangkan dunia atas dan kepala burung yang seperti kepala naga mepambankan dunia bawah Burung juga melambangkan kebebasan.

Gambar ular melilit dari atas ke bawah melambangkan tangga naik turunnya manusia. Jika ular melilitnya ke atas itu mengkanankan pusat. Sedangkan melilit kea rah sebaliknya berarti turun dari tingkat spiritual ke dunia manusia.

Gambar Harimau dan Banteng berhadapan melambangkan alam spiritual pertama yaitu dewa- dewa yang hidup di alam bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun