Mohon tunggu...
Dewy Iriany
Dewy Iriany Mohon Tunggu... Sales - Marketing dan Water-Air Specialist

Marketing dan Menulis itu menyenangkan karna selalu menambah teman

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Studi Kasus: Kejadian Kontaminasi Air Minum dalam Kemasan

30 Juli 2024   21:45 Diperbarui: 30 Juli 2024   23:02 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemeriksaan dan Pengujian: Pihak berwenang meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengujian kualitas air minum dalam kemasan dari berbagai merek yang beredar di pasar. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk-produk yang dijual kepada konsumen benar-benar aman dan memenuhi standar kesehatan.

  • Peningkatan Standar Produksi: Pihak berwenang bekerja sama dengan produsen air minum dalam kemasan untuk meningkatkan standar kebersihan dan proses produksi. Produsen diwajibkan untuk menerapkan sistem manajemen keamanan pangan yang lebih ketat, termasuk pemantauan kualitas air sumber dan sanitasi peralatan produksi.

  • Edukasi Publik: Pihak berwenang dan Kementerian Kesehatan mengadakan kampanye edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memeriksa label dan sertifikasi pada air minum dalam kemasan. Masyarakat juga diberikan informasi tentang tanda-tanda awal kontaminasi dan langkah-langkah yang harus diambil jika mencurigai produk yang tidak aman.

  • Peningkatan Regulasi: Kasus ini mendorong pemerintah untuk memperketat regulasi terkait produksi dan distribusi air minum dalam kemasan. Standar dan prosedur pengawasan diperbarui untuk mengurangi risiko kontaminasi di masa mendatang.

  • Hikmah

    Kejadian kontaminasi air minum dalam kemasan di Indonesia menunjukkan betapa pentingnya pengawasan ketat terhadap kualitas produk yang dikonsumsi oleh masyarakat. Bakteri E. coli yang ditemukan dalam air minum kemasan dapat menyebabkan dampak kesehatan yang serius, termasuk infeksi saluran pencernaan dan komplikasi lainnya. 

    Tindakan cepat dan tegas dari pihak berwenang, seperti penarikan produk, peningkatan standar produksi, dan edukasi publik, sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga perlu lebih waspada dan kritis dalam memilih produk air minum dalam kemasan, termasuk memeriksa label dan sertifikasinya. 

    Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kasus kontaminasi air minum dalam kemasan dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat menikmati air minum yang bersih dan aman. Langkah tepat dengan setiap rumah memiliki water purifier (pemurni air) RO yang dapat menghindari kondisi tidak higenis.

    Referensi

    1. Analisis Kandungan Bakteri Coliform dan Escherichia Coli Pada Air Minum Dalam Kemasan Dan Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukarame Bandar Lampung http://repository.radenintan.ac.id/16790/
    2. Analisis Kontaminasi Mikroplastik Pada Air Minum dalam Kemasan dengan Polimer Pet. http://repository.unbari.ac.id/2734/1/M.%20BOBBY%20ANANDA%20WIGUNA_1800825201014_TL.pdf
    3. Analisis E. Coli Pada Air Minum Dalam Kemasan Yang Beredar Di Kota Tasikmalaya https://journals.ums.ac.id/index.php/bioeksperimen/article/view/9241 DOI:10.23917/bioeksperimen.v5i2.9241
    4. Dampak Mengonsumsi Air Minum Terpapar E. Coli bagi Tubuh https://www.klikdokter.com/info-sehat/pencernaan/dampak-mengonsumsi-air-minum-terpapar-e-coli-bagi-tubuh
    5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Dampak Kesehatan Kontaminasi Air Minum https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210401/3337402/7-dari-10-rumah-tangga-indonesia-konsumsi-air-minum-yang-terkontaminasi/
    6. World Health Organization (WHO) - Guidelines for Drinking-water Quality https://www.who.int/publications/i/item/9789241549950
    7. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) - E. coli Infections https://www.cdc.gov/ecoli/about/index.html
    8. Pengalaman lapangan penulis

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun