Indonesia tengah menghadapi krisis lingkungan yang serius: pencemaran air tanah. Peningkatan pencemaran ini telah berdampak buruk pada kesehatan masyarakat dan lingkungan. Penting bagi kita semua untuk memahami dampaknya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Pencemaran air tanah di Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2021, sekitar 10.683 desa/kelurahan mengalami pencemaran air. Jawa Tengah mencatat jumlah tertinggi dengan 1.310 desa/kelurahan terdampak, diikuti oleh Jawa Barat dan Jawa Timur (Databoks). Di Jakarta, 45% wilayahnya telah mengalami penurunan kualitas air tanah yang serius, dengan air yang tercemar bakteri dan zat kimia berbahaya (Katadata).
Dampak Kesehatan dan Ekonomi
Pencemaran air tanah membawa dampak serius pada kesehatan manusia. Penyakit yang disebabkan oleh air tercemar, seperti diare, kolera, dan tifoid, meningkat di daerah yang terdampak. Selain itu, paparan jangka panjang terhadap bahan kimia seperti logam berat dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan gangguan endokrin (Indonesia Environment & Energy Center).
Secara ekonomi, pencemaran air tanah memaksa pemerintah dan masyarakat untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk pengolahan air. Industri perikanan dan pariwisata juga terdampak negatif akibat menurunnya kualitas air. Kematian massal biota air merugikan industri perikanan, sementara pencemaran di wilayah pantai dan sungai mengurangi daya tarik wisata (Indonesia Environment & Energy Center).
Solusi yang Dapat Diterapkan
Mengatasi pencemaran air tanah membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
- Pengolahan Air Limbah: Meningkatkan sistem pengolahan air limbah untuk memastikan bahwa limbah rumah tangga dan industri diolah dengan benar sebelum dilepaskan ke lingkungan (Indonesia Environment & Energy Center).
- Pengurangan Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya: Mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia di sektor pertanian dan menggantinya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan (Indonesia Environment & Energy Center).
- Penegakan Hukum dan Regulasi: Memperkuat penegakan hukum terkait pengelolaan limbah dan kebersihan air, serta memastikan bahwa pelanggaran dikenai sanksi yang tegas (Indonesia Environment & Energy Center).
- Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan air tanah dan cara-cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran (Indonesia Environment & Energy Center) (Katadata).
Alat Penjernih Air sebagai Solusi Rumah Tangga
Salah satu solusi yang dapat diterapkan di tingkat rumah tangga adalah penggunaan alat penjernih air jenis Reverse Osmosis (RO). Alat ini mampu menyaring kontaminan berbahaya dari air tanah, menjadikannya lebih aman untuk digunakan sehari-hari. Dengan memasang alat penjernih air, setiap rumah tangga dapat memastikan bahwa air yang mereka gunakan bebas dari zat berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit (Katadata).
Kesimpulan
Pencemaran air tanah di Indonesia adalah masalah yang mendesak dan memerlukan tindakan segera dari semua pihak. Dengan kolaborasi yang efektif antara pemerintah, industri, dan masyarakat, kita dapat mengurangi dampak negatif pencemaran air dan memastikan ketersediaan air bersih untuk generasi mendatang. Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan air tanah harus terus ditingkatkan, serta penggunaan teknologi seperti alat penjernih air harus dipromosikan untuk memastikan setiap rumah tangga memiliki akses ke air bersih dan sehat.
Referensi
- Badan Pusat Statistik. "Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2023" BPS.
- Katadata. "Pencemaran Air Terjadi di 10 Ribu Desa/Kelurahan Indonesia" Katadata.
- Indonesia Environment & Energy Center. "Pencemaran Air: Panduan Lengkap untuk Memahami Dampak, Solusi, dan Contohnya" Indonesia Environment & Energy Center.
- Katadata. "Kualitas Air Tanah di 45% Wilayah Jakarta Rusak dan Tercemar Bakteri" Katadata.
- Pengalaman lapangan Dewi Iriany dan Amal Fatkhulloh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H