Mohon tunggu...
Dewi ShofieTriandhita
Dewi ShofieTriandhita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Statistics Student at Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa program studi Statistika di Universitas Airlangga yang memiliki ketertarikan dengan dunia data.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gen Z dan Digital Detox: Langkah Mudah Mengembalikan Kehidupan yang Seimbang di Era Digital

6 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 6 Desember 2024   12:55 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gen Z adalah sebutan orang yang lahir tahun 1997 hingga tahun 2012. Generasi yang tumbuh dengan smartphone dan media sosial. Cara mereka berinteraksi dengan dunia tentunya berbeda. Smartphone, media sosial, dan perangkat digital lainnya sudah seperti teman yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka. Namun, hal tersebut tidak hanya membawa dampak positif tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif, terutama bagi kesehatan mental mereka. Menurut penelitian dari Pew Research Center (2023), hampir 95% remaja di Amerika Serikat secara aktif menggunakan media sosial. Namun, tingginya penggunaan teknologi ini sebanding dengan tingginya angka kecemasan dan depresi. Hal yang dapat dilakukan  gen Z untuk menyingkapi fenomena ini adalah dengan  digital detox

Menurut WebMD, digital detox adalah sebuah cara untuk menahan diri untuk tidak menggunakan perangkat digital dalam waktu tertentu.  Tujuan utama dari digital detox adalah untuk memberi ruang untuk istirahat dari perangkat digital, meningkatkan kesehatan mental, dan kembali terhubung dengan dunia nyata. Berdasarkan penelitian dari  University of California, San Francisco (2022) dihasilkan bahwa setelah seminggu melakukan digital detox, peserta mengalami penurunan stres sebesar 30% dan merasa lebih fokus serta terhubung dengan dunia nyata. Dari hasil penelitian ini  membuktikan bahwa konsep digital detox bukan hanya keharusan tapi kebutuhan yang akan dampak positif bagi gen Z terutama untuk  mengurangi kecemasan, stres, dan mendukung kualitas hidup lainnya.

Gen Z dapat memulai digital detox dengan langkah-langkah mudah. Diawali dengan mengaudit dan menentukan target. Penentuan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa lama waktu yang akan diperlukan untuk melakukan digital detox dan apa saja perangkat yang perlu dibatasi penggunaanya. Mengganti waktu luang dengan melakukan aktivitas tanpa digital seperti menulis dan membaca buku. Selain itu, menggunakan waktu luang untuk aktivitas luar ruangan seperti olahraga atau berkumpul dengan teman-teman. Selanjutnya, menentukan waktu-waktu bebas layar smartphone dan perangkat digital. Membatasi penggunaan smartphone pada saat waktu-waktu sederhana, seperti pada saat  makan, sebelum tidur, dan mengurangi kebiasaan scrolling yang berlebihan. Langkah tersebut lakukan dengan konsisten dan sempatkan untuk merefleksi diri. Setelah melakukan digital detox, lihat perubahan yang terjadi pada diri.

Melakukan digital detox bukanlah hal yang rumit jika menggunakan cara dan metode yang benar. Hal itu dapat dijadikan kesempatan untuk istirahat dari dunia digital. Melakukan digital detox bukan dalam artian menolak perkembangan teknologi, tetapi bertujuan untuk mengontrol penggunaannya agar lebih bijak dan terarah. Dengan melakukan digital detox secara konsisten, Gen Z dapat memberikan ruang untuk melepaskan diri dari dunia digital dan menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun