2. Pertumbuhan Sektor Riil Terhambat
Sektor riill adalah sektor yang bersentuhan langsung dengan kegiatan ekonomi di masyarakat. Beberapa contohnya antara lain industri pertanian, pertambangan, pengolahan lainnya. Menurut Faisal, kenaikan suku bunga BI akan membuat pertumbuhan sektor tersebut melambat karena penyaluran dana yang terhambat.
3. Penyaluran Kredit Anjlok
Efek pengetatan moneter menurut Faisal terjadi sejak setelah Juli. Ketika BI mempertahankan suku bunga acuan di bulan tersebut, tingkat pertumbuhan kredit perbankan masih terbilang bagus dan mencapai 10 persen. Ia memperkirakan pertumbuhan kredit dan penyalurannya akan ikut turun berada di bawah 10 persen.
4. Lapangan Kerja Baru Berkurang
Karena bunga pinjaman yang naik, sektor pelaku usaha juga akan menahan untuk meminjam modal demi menghindari bunga tinggi. Kondisi ini berakibat pada pengetatan keuangan usaha sehingga penyerapan tenaga kerja juga berkurang. Diperkirakan para pelaku usaha akan mengalihkan modal yang mereka miliki untuk keperluan lain dibanding hiring karyawan baru.
5. Tingkat Menabung Masyarakat Meningkat
Meskipun negatif dari segi kredit, namun kenaikan suku bunga BI diprediksi membuat masyarakat mengalokasikan uang mereka untuk ditabung. Karena itu, perilaku konsumsi masyarakat pun akan bergeser dari yang sebelumnya membelanjakan uang jadi menabung. Sayangnya bagi pemilik bisnis, hal ini jadi sedikit ancaman karena tingkat penjualan yang bisa mengecil karena daya beli menurun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H