Apa sih perbedaan Bimbingan dan Konseling? Banyak dari kita yang sering salah menulis kalimat/kata ini, nyatanya keduanya ini memiliki arti yang berbeda. Bimbingan adalah Sebagian upaya pencegahan dan pengembangan, Konseling adalah upaya penyelesaian masalah. Kenapa Bimbingan disebut dengan pengembangan? Karena di fase ini yang terlibat adalah Remaja yang sedang berkembang dan perlu di damping. Sedangkan konseling ini lebih eksklusif hanya untuk siswa/i bermasalah.
Makna Bimbingan: Suatu proses membantu seseorang dalam menentukan pilihan yang penting  yang mempengaruhi kehidupannya, seperti memilih gaya hidup yang diinginkannya (Gladding, 2000:4). Singkatnya, kegiatan membantu individu membuat keputusan tentang Pendidikan yang akan ditempuhnya atau karir yang akan dikejarnya. Intinya Bimbingan itu tidak membuat keputusan tetapi hanya membantu membuat keputusan dan konseling berani untuk mengambil keputusan.
Makna Konseling: "Penerapan prinsip-prinsip Kesehatan mental, perkembangan psikologis atau manusia, melalui intervensi kognitif, afektif, perilaku, atau sistematik, dan strategi yang merancangkan kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, perkembangan karir, dan atau patologi" -American Counseling Association (ACA).
- Penggunaan kata penghubung  dan antara dua terminologi itu dapat dimaknai bahwa bimbingan tidak selamanya harus diikuti dengan konseling, sedangkan konseling dilakukan harus dalam bimbingan.
- Dalam setting Pendidikan, sebelum dilakukannya layanan konseling diharapkan melalui tahap  layanan bimbingan, karena peserta didik berada pada lingkungan belajar dan perkembangan, layanan bimbingan secara terus menerus dilaksanakan agar keputusan konseling sesuai dengan harapan.
- Bimbingan dan Konseling adalah upaya pedagosis untuk menciptakan kondisi optimum bagi perkembangan individu.
Mengapa kita harus belajar Bimbingan dan Konseling? Karena kita harus peduli kepada Anak dan Remaja kita.
Di zaman sekarang banyak sekali anak-anak ataupun Remaja yang tidak memiliki arah dan melakukan hal-hal negative yang merugikan diri mereka sendiri contohnya,
- Tawuran
- Balapan liar
- Konsumsi Narkoba
- Mencuri
- Penyimpangan Seksual
Tantangan masa depan VUCA (Votality Uncertanity Complexity Ambigulity)Â memiliki arti:
Votality, Perubahan yang sangat cepat, mengguncang kestabilan kehidupan sebelumnya.
Uncertanity, Ketidakjelasan akan masa depan, banyak factor yang berperan sehingga tidak dapat diprediksi.
Complexity, Terjadi karena adanya berbagai aspek yang saling berkaitan, adanya kompleksitas yang mempengaruhi diambilnya suau tindakan, kebingungan karena pemahaman atau model lama yang tidak bisa digunakan lagi.
Ambigulity, Ditentukan oleh perubahan yang sangat cepat, ketidakpastian, kompleksitas yang terjadi, ketidakjelasan/kebingungan dalam memaknai situasi yang dialami karena multi interpretasi.
- Layanan Klasikal: Bimbingan yang dilakukan secara tatap muka
- Bimbingan Kelompok: Cara bersosial dengan aman
- Layanan Orientasi: Bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan lingkungan baru
- Layanan Informasi: Informasi cara hidup sehat, informasi potensi diri
Mengoptimalkan layanan BK pribadi, sosial, belajar, karir untuk mengedukasi siswa dengan tema-tema yang menarik dan sesuai dengan kondisi saat ini (Basis Kehidupan).
Layanan Responsif: Guru BK harus mampu menyediakan layanan bagi siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah serta memerlukan pertolongan dengan segera. Ragam pendekatan konseling
- Psikodinamika: teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian.
https://prezi.com/4uinnschp5ca/teori-konseling-psikodinamika-dan-implementasinya-dalam-kons/Â
- Behavior: Teori yang berfokus pada perubahan tingkah laku
- Humanistik: memahami diri konseli
- Cognitive Behavior: pendekatan secara psikologis
- Post Modern: pendekatan yang didasari oleh sudut pandang kebenaran
Layanan Perencanaan Individual: Layanan ini difungsikan agar siswa mampu melakukan perencanaan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Layanan Dukungan Sistem: Berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membantu perkembangan siswa dalam memberikan layanan BK
- Orangtua Siswa
- Wali kelas/Guru
- Tokoh Masyarakat
- Praktisi
- Alumni
Konselor peduli kemaslahatan
Berpikir dengan cinta:
- Mampu melakukan penalaran dialektik/prefektif yang bertentangan
- Mampu menyesuaikan diri
- Toleran
- Tajam dalam melihat situasi
- Cakap mengidentifikasi masalah
Merasakan dengan cinta:
- Memahami orang lain atas dasar perspektif subyektif orang lain yang bersangkutan
- Peduli terhadap kehidupan dan lingkungan orang lain
- Mampu memberi rasa dengan orang lain
- Menolak bertindak secara mekanistik
- Bersedia memperhatikan pikiran, perasaan, dan tindakan orang lain
Bertindak dengan cinta:
- Rendah Hati
- Mampu Berkata dan berbuat secara jujur
- Mampu memahami diri sendiri
- Memiliki Keterbukaan diri
- Memiliki integritas pribadi
Berkehendak dengan cinta:
- Kemauan untuk "mengenali diri" dengan segala keterbatasan dan kelebihannya
- Berkemauan untuk"mengenali orang lain" dengan segala keterbatasan dan kelebihannya
- Berkemauan untuk berkomunikasi dengan orang lain, terutama untuk "mendengarkan" secara aktif
Merefleksikan dengan cinta:
- Kemampuan memahami konseli (kognisi, afeksi,konasi, sikap dan perilaku).
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI