Tetapi perkiraan nya salah. Tante Yanti ternyata punya komplikasi beberapa penyakit yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Sampai tidak terasa sudah hampir satu bulan Tante yanti di rawat. Total uang yang sudah dihabiskan oleh Om Ari hampir mendekati 1 Milyar, saat itu om Ari masih bisa tenang karena dia masih memiliki uang tabungan. Tetapi bulan berikutnya, om Ari mulai menyadari tabungannya nyaris habis untuk biaya rumah sakit sang istri.
Tibalah waktunya om Ari akhirnya tidak sanggup lagi menghadapi permasalahan ini, om Ari pun mengumpulkan anak dan menantunya. Om Ari menceritakan bagaimana kondisi keuangan mereka saat ini, dan kedua anaknya terkejut karena mereka berfikir ayah dan Ibunya berkecukupan dan punya banyak  tabungan, sehingga saat ibunya sakit, anak-anak hanya menjenguk tanpa memberi uang kepada  orang tuanya.
Setelah mendapatkan penjelasan dari om Ari  panjang lebar tentang kondisi keuangan, akhirnya anak menantunya memutuskan, akan membantu dengan merawat tante Yanti di rumah. Karena mereka tidak sanggup bila harus mengambil tanggung jawab untuk membayar biaya rumah sakit sang Ibu.
Keesokan harinya, tante Yanti dipulangkan tanpa jaminan dari rumah sakit. Hari demi hari berganti sang anak mantu masih datang setiap hari ke rumah untuk merawat sang ibu, tapi bulan berganti, mereka mulai jarang mengunjungi. Akhirnya si bungsu yang mengambil alih pekerjaan itu di sela-sela waktu kuliahnya. Om Ari dengan segala keterbatasannya karena sudah tua dan juga memiliki sakit jantung tidak mungkin bisa merawat tante Yanti dengan baik.
Tetapi dengan segenap cinta, om Ari selalu ada disisi Tante yanti untuk menemani dan membantu sang anak merawat istrinya saat sibungsu kuliah. Satu tahun berlalu, akhirnya Johan lulus kuliah dan mulai bekerja untuk membiayai orang tua dan dirinya sendiri. Semua berjalan lancar, tante yantipun berangsur sembuh dari penyakitnya. Tibalah saatnya Johan akhirnya menemukan tambatan hati dan memutuskan untuk menikah.
Masalah mulai datang kembali saat istri Johan tidak betah tinggal di rumah itu, ia meminta untuk pergi dari rumah dan ingin belajar hidup mandiri. Awal-awal mereka masih sering datang mengunjungi orang tuanya. Tapi belakangan seperti kedua kakaknya, Johan mulai jarang datang lagi.
Entah karena sudah tua dan cepat capek, kesehatan tante Yanti dan om Ari mulai terganggu. Dengan rumah yang besar, kedua suami istri itu harus bekerja membersihkan rumah, menyiapkan makan dan mengurus semua keperluan mereka berdua sendiri.
Sementara tabungan yang mereka miliki mulai menipis, lambat laun mereka mulai mengurangi budget makanan, yang tadinya ada ayam atau daging. Sekarang mereka mulai makan hanya dengan sayur, tempe dan telor. Kalau dulu masih sanggup beli buah, sekarang mereka hanya bisa membeli pepaya yang dimakan sedikit demi sedikit supaya bisa bertahan untuk satu minggu.
Tidak sampai disitu, rumah yang dulu megah dan mewah, lambat laun mulai banyak rusak disana sini, cat  yang sudah mengelupas, atap bocor  dan plafon yang jebol, menjadikan rumah om Ari terlihat kusam dan kumuh.
Sementara ketiga anak-anak sibuk dengan keluarganya masing-masing. Om Ari dan Tante Yanti hidup dengan kondisi prihatin di rumah besar yang terpaksa mereka tinggali berdua.
Mereka tidak mungkin menjual rumah, karena sudah menghibahkan rumah itu untuk si bungsu, sementara harta mereka yang lain juga sudah diberikan kepada anak-anaknya.
Akhirnya kembali om Ari dan Tante Yanti memberanikan diri mengumpulkan semua anak menantunya, dengan maksud ingin meminta bantuan atas kondisi keuangan yang mereka hadapi saat ini.