Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gara-gara Korona, Warnet Semakin Merana

1 Juli 2021   20:00 Diperbarui: 5 Juli 2021   06:15 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo, apa kabar warnet sekarang ini?

Masih dalam suasana pandemi COVID, ternyata warung internet tak jauh beda dengan beberapa tahun yang lalu, bahkan sebelum virus SARS-CoV-2 menyerang. Tapi, apakah tak ada sama sekali?

Beberapa hari yang lalu, diriku mengunjungi warnet di desa sebelah yang terakhir kali saya kunjungi sekitar akhir tahun 2017 yang lalu. Dari pagi sampai sore, sepiiiii sekali. Bahkan, ada beberapa ruangan warnet yang kosong karena komputernya rusak.

Meskipun sepi, ada saja pengunjung yang mendatangi warnet itu. Entah buat kebutuhan tugas sekolah, bermain internet, dan lain-lain.

Jadi kalau memang ada, iya. Namun, maksimal hanya bisa dihitung dengan jari. Bisa jadi, satu daerah hanya ada satu warnet.

Oh ya, kalau itu terjadi di daerahku yang penyebaran virus COVID-19 tak terlalu parah. Kalau kasusnya udah fatal nan memerah kayak di Pulau Jawa, bagaimana?

Hmmm, dengar-dengar di berbagai daerah mau diperketat lagi ya? Kalau begitu, selamat datang kembali menjalani pekerjaan di rumah! Dan, fasilitas-fasilitas yang butuh kunjungan termasuk warnet, harus ucapkan selamat tinggal!

Toh, gegara pandemi ini, warnet semakin merana dan ditinggalkan. Kalau dulu karena kesejahteraan, mereka bisa beli smartphone yang ada fasilitas internet dan kuotanya bisa berlangganan, sekarang ada faktor-faktor lainnya. Apa saja, ya?

Di warung internet ini, walaupun dibatasi oleh sekat dan ruangan satu sama lain, tetap saja bukan tempat yang ideal, karena tidak memenuhi syarat untuk bisa jaga jarak sesuai rekomendasi para ahli. Lagi pula, ventilasi warnet bisa dibilang minim.

Malah, ruangan-ruangan dalam warnet bisa dempet-dempetan, bagaimana sesama pengunjung bisa berinternet nyaman tanpa berdekatan? Bisa jadi, virus yang dulunya disebut 2019-nCoV ini sangat gampang menyebar di tempat ini.

  • BELAJAR ONLINE DAN DISKUSI DARING, BISA LEWAT SMARTPHONE

Karena smartphone memang praktis dan harganya merakyat, maka banyak siswa-siswi yang memilih belajar daring lewat itu. Hal itu bisa dibuktikan sendiri, waktu saya nonton acara Uang Kaget, para target yang dapat rezeki dadakan itu, tentu membelikan hape buat belajar online anaknya.

Terus, bagaimana dengan diskusi daring, ya? Karena aplikasi Zoom juga bisa dipakai lewat smartphone, termasuk Android. Ditambah lagi, semenjak ada bantuan paket kuota dari pemerintah untuk para pelajar, rasa-rasanya keberadaan warnet tidak diperlukan lagi.

  • MALAM HARI, BAIKNYA TETAP DI RUMAH

Yang bikin alasan terkuat mengapa warnet akhirnya ditinggalkan, karena keadaan di malam hari.

Bagaimana mungkin warnet bisa beroperasi sampai jam 10 malam, sedangkan restoran dan warung makan harus ditutup maksimal jam 20.00?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun