Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berhati-hatilah dalam Menyimpan Produk Makanan Kemasan!

28 Maret 2021   21:10 Diperbarui: 29 Maret 2021   04:02 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Elementar.com

Di zaman ini, pasti di antara kalian yang menyimpan produk-produk makanan, kan? Iya, ngaku aja!

Adalah kewajaran kalau menyimpan produk makanan yang kalian beli. Pasalnya, lamanya masa penyimpanan, entah setahun atau dua tahun, menjamin dirimu untuk merencanakan memasak menu harian dalam waktu yang panjang.

Tapi, ah, sayangnya masa tunggu itu yang kadang menipu.

Nah, apa kalian gak tahu, jika produk makanan yang kalian simpan itu ada batas waktunya? Kalau kalian tidak perhatikan hal itu, ya percuma saja.

Malah, simpanan makanan yang dikumpulkan malah berakhir sia-sia. Udah payah-payah dibeli, eh malah mubazir. Sayang kan, duitnya, udah rela dikorbankan kok demi makanan!

Dan pada akhirnya, produk-produk makanan yang disimpan sampai kelewat batas, jadi bagian dari sampah-sampah makanan yang dibuang di muka bumi ini. Malah bisa membebani!

Bukankah rezeki adalah hal yang bisa dimanfaatkan? Jadi, simpanan makanan yang menumpuk belum tentu dikatakan rezeki, lha wong belum kepakai, kok.

Oh ya, seperti yang pernah kubahas dalam artikel yang ditulis tahun lalu, fenomena buang-buang makanan itu harus jadi hal yang serius. Kita lho, dinobatkan menjadi yang nomor dua setelah Arab Saudi. Peringkat yang harusnya tidak dijadikan sebagai prestasi.

Lebih miris lagi kalau mengingat apa yang terjadi pada sebagian dari kaum kita-kita ini. Busung lapar, gizi buruk, bahkan lebih parahnya seperti yang terjadi pada penduduk Benua Hitam, itu karena kekurangan makanan, bukan?

Sumber gambar: Elementar.com
Sumber gambar: Elementar.com

Ya, mentang-mentang masih ada waktu lama. Tapi itu jangan menjadi terlena. Mau kalian menjumpai di lemari atau kulkas kalian, produk makanan yang sudah berubah?

Sebelum mencapai masa penghabisan untuk dikatakan "aman", beginilah caranya!

  • Olahlah Sesuai Petunjuk di Kemasan

Hmmm, kalau itu sih sudah sering. Apalagi kalau kalian ingin makan yang praktis, gak perlu pusing untuk berdiam di rumah seperti masa pandemi tahun lalu, atau memang kalian yang malas buat melangkah keluar rumah.

Namun, tak semua citarasa yang dihasilkan dari bumbu atau makanan kemasan bisa diterima semua kalangan. Lha lidah kita memang berbeda-beda, kok. Mama juga trauma yang namanya bumbu instan; rasanya pasti enggak pas.

Untuk menyiasatinya, ya ditambah dengan bumbu tambahan, semisal gula, garam, atau penyedap. Lalu, koreksi rasa. Mudah-mudahan, dengan sedikit "modifikasi", hidangan tak kehilangan aura kelezatannya.

  • Tandai Tanggal Kedaluwarsa di Kalender!

Apa gak salah, nih?

Tak ada salahnya menandai batas kedaluwarsa di kalender. Lebih-lebih, buat kita-kita yang sibuk, pelupa, atau memang malas ngurus? Yah, mungkin.

Jangan lupa, tandai sesuai data tanggal kedaluwarsanya. Kalau batasnya di tahun depan, gimana? Ya tinggal aja print atau buat sendiri, atau tunggu aja kalender berikutnya di akhir tahun.

  • Ngolah Produk Makanan, Ya Kudu Kreatif!

Bosan dengan cara penyajian yang itu aja, yang dianggap kaku?

Emang gak harus diolah ikut resep di kemasan, sih. Ada resep lain yang cocok pakai itu; lebih bagusnya lagi, resep yang kreatif.

Apalagi di saat-saat terakhir produk makanan menuju masa kedaluwarsanya (setelah kalian cek atau lihat penanda), harusnya kalian harus mikir, menu apa yang menggunakan bahan itu.

Lebih baik lagi kalau kalian sudah punya pengetahuan sebelumnya tentang beragam resep masakan, tentu akan menolong kalian untuk mewujudkan hidangan tanpa berakhir penyesalan.

Hmmm, coba saja aku tahu resep roti gambang ini, tepung roti yang kubeli tak berubah jadi sampah!

Nah, caranya sudah jelas, bukan? Jadi, yang punya simpanan produk makanan, berhati-hatilah! Jangan sampai, berjalannya waktu membunuh produk itu menjadi sesuatu yang tak ada artinya lagi.

Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun