Tak terasa ya, udah setahun virus korona telah merongrong seisi Nusantara kita!
Selama setahunan ini, apakah kalian merasa tahun kemarin ini bagaikan neraka, atau justru seperti surga?
Eits, ternyata kebahagiaan ini tak bisa dipukul rata, ya. Ketika perintah untuk menetap di rumah diberlakukan, tak semua orang menyambut dengan tangan terbuka. Seperti terpenjara di hunian sendiri, tak bisa bebas ke mana-mana, dan lain-lain yang membuat di dunia luar itu memberikan rasa nyaman.
Lalu, bagaimana dengan anak rumahan?
Di zaman yang menganggap tinggal di rumah adalah aib--iyalah, harus dituntut kerja di luar, tak peduli pria maupun wanita. Maka, kembalinya ke rumah demi menekan penularan virus, rasa-rasanya seperti penantian yang tak bisa ditebus dengan libur sehari-dua hari.
Kenapa? Ya sudah jelas dong. Rumah adalah rumah, maksudku sih, rumah yang memberikan rasa nyaman, pengennya di situ terus (house is home). Ketika ada tuntutan untuk ke luar, rasanya sayang banget kalau ditinggalin!
Jadi, setelah pagebluk mencapai usia pertama, apakah kalian betah?
Bagiku sih, malah nyaman. Tak terasa bosan seperti yang dikatakan orang-orang di luar sana. Gagal mudik? Enggak masalah buatku, malah sebaliknya, diriku telah melewati tahun pertama korona dengan penuh bahagia.
Lha, kok bisa ya?
HANYA DENGAN KUOTA, DAPAT KESENANGAN TIADA TARA
Hanya dengan smartphone dan kuota, itu sudah lebih mencukupkan kami, karena internet bagaikan satu pintu yang akan membawa kalian menjelajahi dunia yang maha luas ini. Tapi, ini bukan bumi dan semesta raya, ya.
Lalu, apa?
Tahu gak, ada peristiwa-peristiwa yang terjadi detik demi detik, yang layak dijadikan berita? Ilmu dan sesuatu yang baru terus berproduksi setiap hari. Nah, apa salahnya kalau terus menyelami dirinya sepanjang tahun, walaupun hanya rebahan di rumah?
Terlebih lagi kalau anak rumahan yang suka hal-hal baru nih, tentu berita yang selalu diperbarui menjamin akan betah di rumah terus.
BENCENGKERAMA DENGAN BUKU, SEPUASNYA!
Punya buku banyak tapi tak sempat-sempat membacanya? Tenang, di masa pandemi Covid-19 ini, anak rumahan pecinta buku bisa membalasnya; bercengkerama akrab dengan buku-buku yang telah lama tertunda. Apalagi yang pecandu buku sebagai temannya, justru itulah kesempatan.
Walaupun harus dinikmati agar ilmunya bisa menghilangkan haus akalmu, tetap saja harus ada target, dalam sehari harus baca berapa halaman. Apalagi yang bukunya buanyak dan bertumpuk-tumpuk. Sehingga, bisa "lulus" membaca berbarengan dengan berakhirnya tahun pandemi.
Hmmm, selama era wabah ini, kalian udah baca berapa buku?
HOBI YANG (SEMPAT) MATI, HIDUP KEMBALI
Kalian tentu punya hobi, kan? Sayangnya, tak semua waktu bisa menyisihkan se-per berapa yang dimiliki untuk menekuni yang dicintainya. Maklum saja, sudah tersita untuk kerjaan yang terus membuntutimu.
Akhirnya, hobi yang seharusnya ditekuni, jadi terlantar dan mati. Namun, dengan datangnya pandemi, memang ini hal yang bisa menghidupkan hobinya kembali.
Anak rumahan juga begitu. Lagian, banyak kok hobi yang bisa dikerjakan di rumah, malah bisa berpotensi untuk menghasilkan uang.Â
Menulis, membuat kerajinan, memasak, membuat kue, memelihara bunga dan tanaman, bukankah semuanya bisa dikerjakan tanpa harus keluar? Dan, terbukti kan, sudah banyak yang dikerjakan oleh mereka-mereka yang di rumah.
Jadi, anak rumahan yang berat meninggalkan rumah, bisa kok menghidupkan hobinya di sini, bahkan jadi keuntungan yang membuatmu tetap bertahan tanpa terserang kebosanan.
BELANJA ONLINE? CUKUP DARI RUMAH AJA!
Ingin belanja tapi ingin tetap di rumah? Jawabannya, ya pesan daring aja. Kan sekarang banyak marketplace bermunculan, yang bisa memudahkan kalian dalam berbelanja.Â
Hmmm, siapa sangka kalau belanja online bisa bermanfaat di masa pagebluk korona ini? Anak rumahan yang ingin berbelanja, tak ambil pusing kok, tinggal klik aja lewat jari, langsung bayar lewat dompet digital, lalu tunggu saja sampai pesanan tiba.
Iya, mereka selalu melakukan begitu. Keluar rumah itu rasanya malas sekali.Â
Walaupun begitu, tetap saja kalau ingin punya saldo dompet digital harus keluar rumah untuk mengisinya. Tapi, keluarnya dalam hal mendesak kok, biar mendapatkan hal-hal yang bisa membuat bertahan hidup hanya di rumah, dalam waktu yang lama.Â
Bukankah semakin lama di rumah, semakin kecil kemungkinan menjadi target si virus berbahaya itu, ya gak?
Ya, begitulah yang dilakukan anak rumahan di masa pandemi Covid-19 ini. Mau lockdown, new normal kek, sama saja tak berpengaruh! Malah yang ada, tetap terjaga kesehatannya (asalkan gaya hidup dan protokol kesehatan benar-benar dijaga), sampai tiba hari penerimaan vaksin. Mudah-mudahan.
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H