Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Sesuatu" yang Berharga Itu Bernama Sejarah

22 September 2020   07:16 Diperbarui: 23 September 2020   16:01 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: creately.com

Tentunya, silsilah itu berguna sekali, terutama bagi orang yang berketurunan tokoh besar, ternama, apalagi bangsawan. Rasa-rasanya, darah yang diwariskannya membuatnya bangga, dan nilai-nilai yang didapatkannya akan menjadi tauladan.

Tidak hanya itu saja! dalam suku Batak, memiliki silsilah keluarga itu wajib hukumnya. Sudah pasti, biar lebih jelas asal usulnya seperti apa, yakan?

Maka, benarlah kalau rasa ingin tahu dicampur dengan kenangan, akan menghasilkan sejarah. Sejarah yang membuatnya bisa melihat diri sendiri, dunia, maupun bangsanya.

Sebagaimana yang diutarakan oleh Komaruddin Hidayat dalam buku Ungkapan Hikmah, bukankah manusia menyukai konsep kenangan? Bahkan, nalurinya ada kecenderungan untuk bernostalgia?

Tak seperti Filipina yang titik sejarahnya dimulai dari masa kolonial karena masa sebelum itu tidak banyak diabadikan melalui media, kita harusnya berbangga dong. Beruntung nenek moyang kita mewariskan hal-hal yang diukir dari masa lalu.

Prasasti, kakawin, candi, dan kebudayaan-kebudayaan yang masih lestari, itulah yang membuat kalian berbangga; "Indonesia itu sungguh kaya"!

Sejarah, Mewariskan Hal-Hal yang Jadi Pelajaran

Dalam sejarah itu, akan meninggalkan sesuatu. Dari sesuatu itulah diambil pembelajaran, yang baik diambil, yang buruk ditinggalkan.

Seperti itukah? Memang. Tiada yang dilalui waktu kecuali menghasilkan nilai-nilainya.

Hal-hal inilah yang dibutuhkan sebuah bangsa untuk memandunya menjalankan masa kini, untuk masa depan. Tak terkecuali bangsa Indonesia.

Jika tak ada sejarah, nilai-nilai apa lagi yang akan diambil untuk membangun karakter yang baik? Ambil dari luar negeri? Oh, sudah pasti tak mungkin dan bertentangan dengan jati diri!

Namun, sejarah itu tak muluk-muluk berisikan tentang Indonesia. Ada juga sejarah dunia, dari zaman batu, perang, dan lain sebagainya. Semua itu, ada pula yang disangkut-pautkan dengan sejarah negara kita tercinta, bukan?

Tahu Perang Dunia II, kan? Di balik berakhirnya perang pada 75 tahun yang lalu, ada pengaruh yang besar bagi kemerdekaan bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun