Apa gak malu, ketika pada tahun kemarin ada kejadian berbasis rasial yang menimpa mahasiswa Papua yang memantik api kerusuhan, para pahlawan pendahulu kita sedang menangis di alam sana, merasa bahwa apa yang mereka perjuangkan itu tak ada artinya?
Rasanya, narasi persatuan yang dikenang dari era Sriwijaya dan Majapahit itu hanyalah cerita yang telah basi. Bahkan di dunia nyata nan modern, itu hanyalah hiasan formalitas yang dihidupkan sementara di hari-hari besar di negeri ini. Iya, ngaku aja!
Karena itulah, jika kalian ingin damai, bersatu dan kerusuhan gak datang kembali, yuk, kembali ber-Pancasila! Bagi yang semasa sekolah tak mendapatkannya, tak ada kata terlambat buat mempelajarinya!Â
Lalu, yang paling penting, anggaplah suku-suku lain yang beragam jumlahnya, sebagai bagian dari saudara sebangsa dan se-Tanah Air, dengan rasa saling memiliki dan tidak mendiskriminasi satu sama lain (kayak persahabatan lho ya!).Â
Niscaya, gak ada yang ngambekan karena gak dianggap, terus ingin pisah dari NKRI, dan ujung-ujungnya, persatuan yang telah kita ikat sedemikan rupa, akhirnya bubar dan ambyar.
Nah, kalau hal ini benar-benar terwujud jadi nyata, bangsa asing pasti tertawa gembira kalau Indonesia terpecah belah. Dan anak cucu di masa depan pasti gak ingin melihat seperti ini terjadi lagi!
Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H