Hmmm, akhirnya....
TVRI sekarang ini sudah bisa tersenyum lagi, kan?
Ya, bagaimana tidak! Di tengah kisruh awal tahun, sang Direktur Utama dan baru-baru ini, tiga pembantunya justru "diusir" oleh Dewas saat TVRI sedang berada di puncaknya.
Lalu, datanglah virus corona yang mengoyakkan hampir seluruhnya. Kompetisi bulutangkis BWF terpaksa pamit untuk sementara waktu, begitu pun Liga Inggris. Sudah pasti, perjalanan hak siar yang dipegang olehnya diberhentikan sementara.
Tapi, kepedihan ini enggak berlangsung lama, kok. Buktinya, Kemendikbud mau bekerja sama dengan TVRI biar gak kesepian akibat kekosongan siaran. Yaitu, meluncurkan program "Belajar dari Rumah".
Yup! Program yang dimulai Senin (13/04) ini, menempati slot siaran yang jadwalnya dimulai pukul 08.00-23.30 WIB. Memang panjang, sih, tapi berguna kan, buat anak-anak sekolah biar nggak ketinggalan pelajaran di musim pandemi COVID-19?
Guru dan orang tua juga? Iya, mencakup seluruhnya!
Ketika saya melihat pengumuman itu di akun Twitter resmi Kemendikbud, memang berisi pembelajaran untuk anak-anak PAUD, pendidikan dasar dan menengah, orang tua, dan guru.
Terus, ada PR dan pelajaran yang asyik punya. Nambah wawasan, tentu saja. Plus, mengenal kebudayaan Indonesia dan juga lewat film-film terbaik di seantero Tanah Air.
Nah, ini bakal jadi berita gembira buat semua murid, guru, dan orang tua di seluruh Nusantara. Apalagi yang lagi kesusahan data dan kuota. Bagaimana tidak, baru 56 persen alias 150 juta dari 268 juta yang merasakan nikmatnya internetan. Sisanya? Pastinya, mereka hidup tanpa jaringan "yang menghubungkan dunia"!
Belum lagi kebanyakan sekolah dasar dan menengah belum siap dengan infrakstruktur dan sumber daya yang mendukung pembelajaran daring, memaksa para siswa untuk belajar di rumah seorang diri. Beda dengan universitas yang "punya segalanya", sehingga melanjutan studi di rumah pun bisa!
Jika dibandingkan dengan televisi, pasti hampir setiap rumah pada punya kan? Daripada dimanfaatkan untuk nonton program gak guna, mending dimanfaatkan buat belajar. Ya, belajar lewat TV!
Hmmm, melihat kayak gini, jadi ingat pernah yang kulakukan 6 tahun yang lalu!
Saat itu, saya pernah mempersiapkan diri untuk menghadapi UN SMA. Kalau mengandalkan tambahan belajar di sekolah, rasanya kurang puas. Sempat sih, daftar bimbel di kota terdekat, tapi orang tuaku melarang, dan biayanya yang dikeluarkan bisa setinggi menara!
Lalu, ya berlarilah ke televisi. Cari tayangan siaran interaktif persiapan Ujian Nasional yang ditayangkan TV Edukasi asuhan Pustekkom Kemendikbud, yang waktu itu di-relay lewat TVRI. Saya duduk manis di hadapannya, dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya.
Misalnya, saya ambil contoh ya, kisi-kisi UN tentang Asam dan Basa. Kan dijelaskan, pengertian asam dan basa, sifat-sifatnya, contoh-contohnya, dan sebagainya, sembari materinya ditampilkan di layar. Khusus untuk pelajaran yang butuh hitungan, memang guru itu sendiri yang terjun langsung untuk menyelesaikan soalnya!
Pokoknya, materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru, cukup terperinci.
Nggak Cuma Mendengar dalam Diam, Bebas Bertanya pun Bisa!
Kabar baiknya, para siswa bisa bertanya pada guru lewat sambungan telepon lewat nomor yang telah ditentukan. Nyambungnya pakai telepon genggam pun boleh. Jadi, para siswa pun diharapkan aktif walaupun hanya perantara layar kaca, dan enggak sekadar terima ilmu "secara tunai", terus selesai, ya!
Nah, waktu di sela-sela pembelajaran itulah biasanya ada telepon yang masuk. Dan, biasanya dari para siswa yang merasa kesulitan dalam soal, ingin bertanya, dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Meskipun saya tidak pernah melakukan hal itu, toh pertanyaan-pertanyaan dari para murid membuatku merasa "lebih kaya" saat mempelajarinya!
Intinya, pembelajaran seperti ini, jauuuh bermuatan positif dibanding negatifnya! Bisa jadi, menyingkirkan distraksi dan "godaan untuk bermain" yang ditimbulkan jika belajar dari gadget. Malah, ilmu yang didapatkan, bakal dimanfaatkan di masa depan.
Oh ya, apa yang kulakukan saat belajar lewat TV, penjelasannya, penyelesaiannya, dan pertanyaan yang diajukan lewat telepon, semoga bisa dipertimbangkan untuk dimasukkan ke program "Belajar dari Rumah". Iya kan, Mas Menteri?
Demikian penjelasannya, salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H