Kalau mau buktinya, lihat Korea. Negeri K-Pop ini sekarang lebih ke gaya Amerika. Pakaiannya lebih menyerupai apa yang dikenakan wanita barat, sampai pernikahannya juga, mengadopsi ala Eropa, alih-alih dilakukan secara tradisional. Pakaian Hanbok jarang terlihat kecuali pada saat-saat tertentu.
Itu pun gak semuanya seperti itu. Jepang misalnya, banyak rumahnya yang bergaya tradisional dan pakai tatami. Banyak juga kebudayaan yang masih dilestarikan di musim panas. Harusnya Indonesia harus meniru hal ini juga, walaupun sudah jadi negara maju!
Oh ya, kalau negaranya sudah maju, perlahan-lahan desa berubah menjadi kota, (mungkin) termasuk desa adat yang bisa saja membuat murka orang-orang tradisionalis. Pemandangan alam makin jarang dijumpai.
Lihatlah, Singapura sudah mengalaminya, kecuali satu desa yang disisakan. Jepang pun sama; banyak desa berubah jadi kota dalam skala kecil.
Kalau begitu, mau ngadain upacara tradisional yang mengandalkan alam jadi kesulitan, 'kan?
Tidak Lagi Negeri Agraris, Malah Jadi Negara Industri!
Dulu, waktu pelajaran di sekolah, guru kita pernah mengajarkan bahwa Indonesia, selain negara maritim, juga negeri agraris. Tapi, apa yang kita lihat sekarang ini, realitanya sungguh berbeda.
Bahkan kalian pun bersaksi dengan mata kepala sendiri, banyak anak muda yang tak mau bertani dan berternak. Gak keren! Malah sebaliknya, kerja kantoran pun bisa memberikan kebanggaan.
Hmmm, benar juga. Negara yang sedang maju, berarti sedang bergerak ke negara industri. Kuliah yang dijalani empat tahun pun ujung-ujungnya diserap di dunia industri, ya 'kan?
Gara-gara hal itu, sawah dan kebun yang telah lama digarap turun-menurun serta peternakan yang dipelihara oleh para leluhur terdahulu, akhirnya dijual dan dipindah tangankan untuk membuat pabrik.Â
Ujung-ujungnya, luasan sawah, kebun dan tanah perternakan makin berkurang. Padahal, pertanian dan perternakan adalah jantung yang memompa kesejahteraan rakyat, bukankah begitu?