Ya, begitulah konsekuensinya. Hidup di negara maju menuntut rakyatnya untuk berpendididikan tinggi, minimal S1 lah. Lagi pula, semakin tinggi tingkat pendidikannya, makin dihargai di dunia kerja dan ujung-ujungnya, upahnya semakin besar!
Dan, bagi yang berpenghasilan rendah, sepertinya akan irit ekstra untuk kebutuhan sehari-hari, dan beli barang dengan harga murah dan bisa ditawar. Habisnya, kebanyakan yang dijumpai di market harganya di luar jangkauan, sih.Â
Tapi, apa Indonesia sudah bergerak ke sana?
Sebagian generasi muda sudah melakukannya, apalagi yang menyadari bahwa pendidikan itu penting. Mereka banyak yang kuliah, bahkan sampai ke luar negeri sana bahkan ada lho, pekerja migran yang menuntut ilmu di negeri orang dan kampus terbuka!
Apa pun jurusannya, tujuannya tetap sama: mendapat karier yang lebih baik, gajinya gede, sekaligus memajukan negaranya, bukan?
Budaya Tradisional Semakin Memudar
Jujur ya, negara kita ini sebenarnya kaya raya, 300 suku bangsa dan 700 bahasa dengan berbagai dialeknya terbentang dari Sabang hingga Merauke. Di balik itu semua, kebanyakan di antaranya masih lestari sampai saat ini!
Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, lama-kelamaan kebudayaan tradisional semakin memudar. Anak-anak mudanya ogah menetap di desa. Maunya sih pindah ke kota, yang jadi penyebab mayoritas masyarakat Indonesia yang tinggal di sana, yang presentasenya mencapai 59,35%!
Padahal, selain gunung (kalau kaitannya dengan kebudayaan sih, gak usah diragukan lagi!) ada satu faktor lain yang membuat budaya tradisional tetap eksis. Desa Adat namanya. Desa itulah yang masih menerapkan adat istiadat dalam keseharian, membuat kearifan lokal tetap hidup.
Namun, sekali lagi, apa generasi mudanya rela menempati desa adat sebagai penerus dari orangtua, dan nenek moyang terdahulu? Sudah tahu mereka orangnya bebas, 'kan, gak mau terikat dengan aturan ini-itu yang dianggapnya kuno. Fleksibel deh pokoknya!
Ditambah lagi, sebagai konsenkuensi dari negara yang bergerak menuju kemajuan, muda-mudi yang hidup di dalamnya, gaya hidupnya lebih ke kebarat-baratan. Parah.