Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenakan Batik Boleh, Melupakan Wastra, Jangan!

2 Oktober 2019   19:26 Diperbarui: 3 Oktober 2019   15:04 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, sebuah sejarah baru telah tercipta untuk tanah air kita!

Tepatnya, sepuluh tahun yang lalu, tatkala UNESCO menetapkan Batik sebagai Warisan Kemanusiaan Budaya Lisan dan Tak Benda dari Indonesia, setelah melalui proses panjang dan diresmikan melalui sidang di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Atas pencapaian itu, ditambah dengan usulan dari sejumlah tokoh, Presiden RI pada saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Pertama kali dengar kabar bersejarah itu, pas saya duduk di kelas dua SMP. Tapi, baru benar-benar ngerasain mengenakan batik setiap tanggal 2 Oktober, saat saya menginjak bangku SMA, dan sekolahku diwajibkan pakai batik, saat Hari Batik Nasional! Tapi, apakah kenanganku dulu itu, berhenti sampai di sini aja?

Tidak!                                                                                       

Dan saat ini pun, tak hanya sebatas hari kedua bulan kesepuluh dalam kalender masehi kita mengingat dan mengenakan pakaian bercorak khas Nusantara itu. Bukan pula saat kondangan, wisuda, maupun acara adat lain, kita mengenakan llilitan kain batik sebagai bawahan dan dipadukan dengan kebaya.

Bahkan, sebulan sekali, sehari seminggu, sebisa mungkin kita mengenakan batik saat beraktivitas di dalam maupun luar rumah, bahkan mengembara ke mancanegara sekalipun, biar nggak lagi disangka orang dari negeri jiran---malah, bisa memberi identitas yang jelas, sebagai orang Indonesia!

***

Nah, berbicara tentang batik, jangan sebatas mengenal corak batik khas tanah Jawa doang! Di berbagai daerah di Indonesia, sudah lahir corak batik dengan ciri khas tersendiri. Misalnya, Batik Palembang, Batik Papua, Batik Parang dari Jakarta, dan masih banyak lagi!

Itu baru batik. Sebenarnya, kita tak bisa menutup kenyataan bahwa negeri ini memiliki bermacam-macam wastra (kain), ya sebanding dengan beragamnya etnis di tanah tumpah darah kita tercinta. Ada ulos, songket, kain tapis, kain tenun Baduy, kain khas Sumba, dan masih ada kain-kain tradisional yang kalau kita hitung semuanya dari ujung Sumatera sampai Papua, waaah bisa bejibun jumlahnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun