Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tulisanku, Pelabuhan Inspirasiku!

25 Maret 2018   19:35 Diperbarui: 25 Maret 2018   20:16 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Bon Soleil

Hai, apa kabar pesan yang berkeliaran dalam diri kalian?

Akhirnya, gagasan-filosofis ini tiba juga. Oh ya, inspirasi ini didapatkan setelah saya merenung lebih dalam tentang kegiatan menulis yang sudah kujalani selama ini.

Banyak ungkapan yang telah diabadikan oleh para penulis, tentang memaknai kegiatan menulis itu sendiri. Dan, diriku tak mau ketinggalan! Setelah kuselami dalam-dalam akal pikiranku, akhirnya saya bisa mengungkapkan pendapatku tentang menulis yang semakin bermakna!

***

Nah, bayangkan aja kalau kalian memandangi lautan yang maha luas. Tempat air yang mengalir di dunia, berkumpul di dalamnya. Itu pun setelah melalui jalur yang terkadang, berliku-liku. Dari situlah, kehidupan bertumbuh. Ada ikan-ikan, rumput laut yang siap sedia untuk dimanfaatkan. Lebih-lebih kalau airnya diuapkan, jadilah garam yang berguna untuk masakan!

Dalam kehidupan kita pun seperti itu. Setiap hari, ribuan bahkan jutaan peristiwa, telah terjadi di dunia ini. Tanpa kita sadari, kita telah kedatangan informasi-informasi dari mana saja, dan dalam hati pun terlintas berbagai perasaan demi perasaan. Di dalam otak juga demikian. Begitu riuh dan padatnya sinyal listrik lalu-lalang dalam jalur sel otak, memproses apa yang diterima dari lingkungan yang tertangkap oleh matanya!

Lalu?

Ya, memang peristiwa, perasaan dan informasi yang terus berjalan setiap waktu, tapi ke manakah semua ini akan berhenti? Akankah hal ini akan "terbang" dan menghilang karena dilarutkan sang waktu? Entahlah. Sebelum itu terlambat, kita butuh media yang bisa mengawetkan gagasan, perasaan, dan kejadian yang bisa menjadi prasasti kenangan untuk orang-orang yang datang setelahnya.

Ah, memang tak diragukan lagi. Gagasan dan peristiwa memang mengalir dengan derasnya, bagaikan air sungai. Sesungguhnya, ini peluang yang sangat besar untuk kita bendung pemikiran dan pengalaman yang terus berjalan dalam pikiran, tentu saja media terbaik adalah tulisan. jika tidak, ia akan menghilang!

Karena itulah, menulislah. Gagasan itu memang tak akan singgah terus menetap dalam benak kalian, melainkan ia akan pergi dan kemungkinan, tak kembali. Hanya satu-satunya kesempatan untuk mencatat inspirasi itu sekaligus merangkai katanya dengan perasaan terdalam, yaitu sekarang!

Kalau tidak, terus bagaimana? Kemungkinan, akan kesulitan merangkaikan kata-kata yang begitu nikmat, karena di lain waktu, pasti akan berbeda rasanya. Ya, 'kan?

Tulisan, Pelabuhan Inspirasi yang Terbaik!

Sumber gambar: WBUR
Sumber gambar: WBUR

"Bagiku, tak ada tempat terbaik untuk melabuhkan seluruh isi hati dan pikiranku, selain pada tulisan. Dari situlah, pengalaman, pengetahuan, dan gagasan bermuara. Seperti lautan, yang merupakan tempat pemberhentian terakhir, namun merupakan sumber paling utama. Apa pun yang ada di dalamnya dimanfaatkan oleh manusia, begitu pun dengan tulisan. Tulisan-tulisan itulah yang pada akhirnya bisa dipetik bagi orang yang memanfaatkan ilmunya."

Tuh 'kan, apa yang saya ungkapkan barusan tentang menulis itu? Tak ada pelabuhan terbaik bagi pikiran-pikiran yang berkelebat selain pada tulisan. Memang bisa sih, gagasan-gagasan yang berseliweran bisa disampaikan lewat lisan, tapi setelah itu cepat menguap dan lenyap bersama waktu. Sedikit sekali yang bisa membekas di ingatan.

 Nah, walaupun pada zaman sekarang ini ungkapan lisan bisa diawetkan dengan berbagai cara dan media yang digunakannya (lewat rekaman dan video, misal), tapi kalau tulisan, cara inilah yang telah dilakukannya terlebih dahulu. Bayangkan, kalau kitab-kitab sejarah dan keagamaan yang ditulis oleh para penulis terdahulu yang siap dinikmati pada era kekinian ini, apakah mungkin pada zaman itu ada perekam suara dan video? Tentu tidak!

Karenanya,  pada saat itu mereka bisa menulis, maka hanya pada tulisannya, mereka bisa mengabadikan ilmu yang mereka dapatkan, sekaligus meninggalkannya untuk dipelajari oleh generasi yang datang kemudian. Sehingga, cahaya inspirasi tetap ada, meskipun yang membawanya telah pergi untuk selamanya.

Ya, seperti lautan tempat air ini berlabuh. Banyak orang yang bertandang ke sana untuk berekreasi, mengamati panorama, serta menikmati ikan-ikan yang dipancing, dan yang pasti, sungguh bermanfaat! Tulisan pun juga sama, terlebih jika tulisan-tulisan yang dikumpulkan menjadi buku dan buku-buku disatukan di perpustakaan. Duuh, pastinya, banyak sekali orang yang datang, untuk memetik inspirasi dan gagasan yang mencerahan.

Pada akhirnya, kita pun mendapatkan kenangan-kenangan yang amat berharga setelah mengembara lewat lingkungan sekitar, juga tulisan. Dan, rasa-rasanya, tidaklah lengkap, bahkan terasa lebih hidup, jika kita mengalirkan apa yang dirasakan, terus berhenti di pelabuhan terbaik; tulisan!

Jadi, masihkah kalian ragu akan keutamaannya? Yuk, kita menulis!

Demikian penjelasannya, salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun