Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Meluruskan Paradigma tentang "Kesibukan"

16 Maret 2018   18:00 Diperbarui: 17 Maret 2018   00:37 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Greg McKeown

Lha, kok bisa sih ada generasi supersibuk ini? Gini lho, menurut Robert Holden dalam bukunya, Success Intelligence, mereka ini menjadikan kesibukan ini sebagai gaya, maksudku jalan hidup. Sibuk yang makin banyak dijalani, malah bikin "bangga" dan berpeluang besar untuk kesuksesan. Tapi, apakah ini berujung pada cerita akhir yang indah? Hmmm, kurasa tidak.

Malah, justru yang terjadi sibuk terus-terusan, apalagi sibuk terhadap hal-hal yang tidak begitu penting yang bikin buang-buang waktu, malah membuat kita terasa lelah, malah lupa dengan yang lainnya. Hubungan sosial dan kekeluargaan yang terbina bertahun-tahun bisa dipecahkan dengan begitu cepat hanya gara-gara kesibukan yang tak memberi ruang dan waktu untuk bercengkrama. Nah, kalau berlebihan, kesibukan yang dijalani bisa berbahaya tuh!

Dan, tak hanya itu saja! Kesibukan yang teramat kronis itu membuat kesehatan menjadi korban, bahkan bisa berujung pada kematian. Ya, bisa dilihat sendiri, begitu getolnya mereka begadang demi pekerjaan dan mendapatkan uang, keesokan harinya malah jatuh sakit dan harus menggunakan hasil kerja kerasnya (baca: uang). Lebih-lebih kalau kesibukan tak memberi kesempatan untuk refleksi dan beribadah, duuh betapa keringnya hidup ini, terasa kosong dan tak berdaya!

Ah, sungguh kesibukan ini bisa melupakan akan tujuan utama kita!

***

Oh, pantas saja ada paradigma-paradigma yang berbeda di antara orang-orang (termasuk motivator dan para psikolog), dalam memandang kesibukan. Ada yang bilang kita harus katakan OK untuk menyibukkan diri dengan kegiatan, ada yang berpendapat sibuk itu melalaikan. Duuh, jadi bingung deh.

Terus, mana yang benar untuk menyikapi ini semua?

Baiklah, saya ambil jalan tengah. Saya akan luruskan paradigma-paradigma yang mereka lontarkan tentang kesibukan.

Ya, kesibukan itu pada dasarnya baik dan positif, asalkan pandai menempatkannya dengan bijak.

Maksudnya apa? Tentu saja, kesibukan harus dikelola! Jika ada yang mengatakan, atau bisa juga mengalami sendiri kesibukan ini membuat kita lupa terhadap yang lain, itu wajar. Tapi, sebenarnya yang terjadi adalah kita sendiri yang tidak membagi kesibukan itu, atau.... jangan-jangan kita habisin waktu untuk hal-hal yang tidak penting!

Makanya, salah besar kalau kesibukan itu hanya berfokus untuk mencari uang untuk bertahan hidup. Karena kita harus memberi waktu untuk kesibukan untuk hal-hal yang lainnya. Mengapa ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun